Harga emas naik tipis pada perdagangan di hari Kamis (25/01/2024) karena imbal hasil Obligasi AS turun setelah data PDB AS menyoroti bahwa laju inflasi melambat, sementara fokus beralih ke data inflasi untuk petunjuk lebih lanjut mengenai strategi penurunan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas dipasar spot naik 0,2% menjadi $2,015,56 per ons sementara harga emas di bursa berjangka AS diselesaikan 0,1% lebih tinggi pada $2,017.8.
Potensi kenaikan harga emas tertahan oleh data ekonomi AS terkini yang menunjukkan bahwa perekonomian Paman Sam tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat di tengah kuatnya belanja konsumen. Pertumbuhan setahun penuh tercatat sebesar 2,5%. Laporan tersebut juga menunjukkan tekanan inflasi pada kuartal keempat mereda.
Melihat perekonomian AS yang berjalan jauh lebih panas dari yang diharapkan, pada saat yang sama juga menghadapi situasi di mana inflasi sedang turun, pasar diyakini akan bersiap menghadapi lonjakan besar dalam suku bunga. Inilah yang kemudian membuat tekanan pada harga emas. Mengingat suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan, bergitu juga sebaliknya.
Pasar secara luas meyakini bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada pertemuan kebijakannya pada 30-31 Januari dan memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 89% pada bulan Mei, menurut CME FedWatch Tool.
Sentimen positif bagi harga emas masih mendapatkan dukungan dari laporan terpisah yang menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran negara di Amerika Serikat meningkat 25.000 menjadi 214.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 20 Januari. Para ekonom memperkirakan 200.000 klaim pada minggu terakhir.
Data awal klaim pengangguran menunjukkan bahwa gambaran pekerjaan memburuk, pasar tenaga kerja melemah, dan hal ini membantu harga emas dapat menguat kembali. Perhatian pelaku pasar sekarang beralih ke data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada hari Jumat ini.