Harga emas di bursa berjangka menguat tajam pada perdagangan Kamis pagi (14/12/2023) di perdagangan elektronik, setelah mengakhiri sesi perdagangan reguler di sesi Amerika Utara dengan sedikit kenaikan. Harga logam mulia mendapat dorongan naik karena dolar AS melemah tajam setelah keputusan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Indek Dolar AS ICE turun 1% menjadi 102,78. Melemahnya dolar dapat meningkatkan permintaan komoditas dalam mata uang dolar seperti emas.
Sementara itu, dalam konferensi pers menyusul putusan eksekutif Bank Sentral AS, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa para pejabat Fed tidak ingin mengambil risiko kenaikan suku bunga lebih lanjut, namun juga mengatakan para pejabat tidak berpikir kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Sontak pernyataan ini membuat harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari meroket hingga berada di $2,030.80 per ons dalam perdagangan di bursa elektronik. Lonjakan ini cukup signifikan mengingat diakhir perdagangan regular, harga naik $4,10, atau 0,2%, menjadi $1,997.30 per troy ons di bursa Comex.
Para investor juga mencerna sejumlah data ekonomi AS terkini, dimana angka inflasi utama dan inflasi produsen inti AS berada di bawah perkiraan untuk bulan November, yang mengindikasikan berkurangnya tekanan harga.
Investor awalnya meyakini bahwa Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga pada paruh pertama tahun 2024. Walaupun data ketenagakerjaan AS yang kuat dan risiko kenaikan inflasi dapat mendorong para pengambil kebijakan untuk mengambil sikap yang tidak terlalu dovish dibandingkan yang diantisipasi oleh para pelaku pasar.
Sementara itu, para pedagang juga akan mengawasi keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa dan Bank of England pada hari Kamis.
Kenaikan harga emas telah terjadi sejak awal perdagangan karena dolar dan imbal hasil (yield) juga telah turun menjelang akhir pertemuan dua hari komite kebijakan Federal Reserve, yang diperkirakan tidak mengubah suku bunga.
Harga berakhir kembali dibawah $2000 atau naik $6,70 menjadi $1.999,90 per troy ons, meski sempat naik hingga mencapai rekor $2,089.70 per troy ons, namun kemudian melemah cepat karena aksi ambil untung dan dolar yang juga bergerak naik lebih tinggi.
Reli FOMO emas yang prematur ini terjadi di awal bulan dan koreksi selanjutnya terus menghantui pasar, dimana tekanan tambahan dari para pedagang yang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2024. Penegasan yang disampaikan oleh Powell inilah yang menjadi petunjuk kuat sehingga aksi beli kembali mendorong emas naik ke kisaran $2030 saat ini.
Keputusan FOMC ini diambil ketika Amerika Serikat melaporkan data lebih lanjut yang menunjukkan perlambatan inflasi. Indeks Harga Produsen AS naik 0,9% di bulan November, turun dari 1,2% di bulan Oktober dan di bawah ekspektasi kenaikan 1%.
Dolar melemah menyusul data tersebut, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,17 poin menjadi 103,7. Imbal hasil Treasury juga turun, dengan obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,68%, turun 5,5 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 4,2 basis poin menjadi 4,161%.