Harga emas naik pada perdagangan di hari Selasa (21/11/2023), didukung oleh melemahnya dolar AS dan imbal hasil Treasury karena investor menantikan risalah pertemuan terbaru Federal Reserve untuk panduan lebih lanjut mengenai prospek suku bunganya. Harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi $1,988.29 per ounce, pada 08:33 WIB. Emas berjangka AS naik 0,5% menjadi $1,990.10.
Dolar AS dan imbal hasil obligasinya terus turun. Permintaan emas dari bank sentral juga cukup kuat. Semua ini merupakan sentiment bullish bagi emas. Pasar sedang mempertimbangkan kembali penurunan yang terjadi kemarin
Melemahnya Dolar AS membuat greenbacks mendekati level terendah dalam lebih dari 2,5 bulan karena investor memperkirakan suku bunga AS akan turun tahun depan. Saat dolar AS melemah, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya sehingga mendorong aksi beli investor dan cenderung mendorong harga naik.
Sementara itu, bunga obligasi AS tenor 10-tahun berada di dekat posisi terendah dua bulan yang dicapai minggu lalu.
Dalam risalah pertemuan terakhir The Fed akan dirilis pada pukul 19.00 WIB. Tanda-tanda melambatnya inflasi di Amerika Serikat telah meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS telah selesai menaikkan suku bunga.
Pasar secara luas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan bulan Desember dan saat ini memperkirakan peluang lebih besar dari 50% penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei, menurut FedWatch Tool dari CME.
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost memegang emas.
Diyakini bahwa risalah tersebut tidak akan menjadi sebuah peristiwa penting, tidak akan ada penyebutan pemotongan, dimana Jerome Powell telah menyatakan hal itu dengan sangat jelas dalam konferensi persnya. Hanya saja pasar mengharapkan pemotongan dari The Fed.
Inflasi kemungkinan akan tetap “keras kepala” dan memaksa The Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama dari perkiraan investor, kata Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin.