Harga minyak melanjutkan kenaikannya pada perdagangan di awal sesi Asia pada hari Jumat (20/10/2023), naik sekitar 1% di tengah kekhawatiran bahwa konflik Israel-Gaza dapat meluas di Timur Tengah dan mengganggu pasokan dari salah satu wilayah penghasil minyak terbesar di dunia.
Harga minyak mentah brent di bursa berjangka, naik 77 sen, atau 0,8%, menjadi $93,15 per barel pada 07:42 WIB. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat berada di $90,36 per barel, naik 99 sen, atau 1,1%. Mendekati masa berakhir kontrak bulan, harga berpeluang turun di akhir pekan ini. Sementara kontrak WTI bulan Desember yang lebih aktif saat ini berada pada $89,13 per barel, atau naik 76 sen.
Baik kontrak November yang akan berakhir pada hari ini dan Desember, sama -sama berada di jalur yang tepat untuk membukukan kenaikan mingguan kedua karena ledakan di sebuah rumah sakit di Gaza minggu ini dan antisipasi invasi darat oleh pasukan Israel yang meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran konflik di Timur Tengah.
Fakta perang Hamas dan Israel cukup menakutkan, segala sesuatunya bisa lepas kendali. Kekhawatiran yang lebih besar adalah meningkatnya ketegangan yang mungkin terjadi setelah IDF (Pasukan Pertahanan Israel) memasuki Gaza di akhir pekan ini. Hal ini berarti risiko minyak mentah mengarah pada harga yang lebih tinggi.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan yang berkumpul di perbatasan Gaza pada hari Kamis bahwa mereka akan segera melihat daerah kantong Palestina “dari dalam”, yang menunjukkan bahwa invasi darat mungkin sudah dekat.
Rudal-rudal yang ditembakkan AS dicegat dari Yaman menuju Israel, kata Pentagon.
Kekhawatiran atas meluasnya perang Timur Tengah menguat setelah sebuah serangan roket menghantam sebuah rumah sakit di Gaza yang telah menewaskan 600 orang. Kemarahan atas insiden tersebut membuat sejumlag negara Arab berang dan Iran kini bersiap masuk ke laga perang sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa perang antara Hamas dan Israel akan menyebar di Timur Tengah dan mengancam pasokan minyak dari wilayah tersebut.
Pasokan yang terbatas di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, yang merupakan titik pengiriman kontrak WTI, juga mendukung minyak mentah. Badan Informasi Energi pada hari Rabu melaporkan persediaan di pusat tersebut minggu lalu turun 0,8 juta barel ke level terendah sejak 2014.
Secara terpisah, pencabutan sementara sanksi minyak AS terhadap anggota OPEC Venezuela sepertinya tidak memerlukan perubahan kebijakan apa pun oleh kelompok produsen OPEC+ untuk saat ini karena pemulihan produksi kemungkinan akan terjadi secara bertahap, kata sumber OPEC+ kepada Reuters.
Perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, telah mulai menghubungi pelanggan dengan kontrak pasokan minyak mentah, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut pada hari Kamis, dan bergerak untuk melanjutkan penjualan tunai ke kilang global.
Pasokan minyak AS dari Venezuela dapat membantu mengendalikan kenaikan harga pada hari Kamis. Pemerintahan Biden meringankan sanksi terhadap ekspor minyak negara tersebut sejak tahun 2019 setelah pemerintah negara tersebut dan pihak oposisi setuju agar pemilu dipantau oleh pengamat internasional. Bloomberg melaporkan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia itu bisa menambah pasokan baru sebanyak 200.000 barel per hari.
Hal lain yang turut mendukung kenaikan harga minyak oleh perkiraan pelebaran defisit pada kuartal keempat setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga akhir tahun dan di tengah rendahnya persediaan terutama di Amerika Serikat.
Washington sedang berupaya membeli 6 juta barel minyak mentah untuk dikirim ke Cadangan Minyak Strategis pada bulan Desember dan Januari, seiring dengan rencana mereka untuk mengisi kembali persediaan darurat, Departemen Energi AS mengatakan pada hari Kamis.
Sementara secara teknis, terlihat bahwa harga WTI dapat naik menuju level tertinggi yang terakhir terlihat pada akhir September di $95,03 per barel jika menembus resistance di $91,50, kata Sycamore.