Harga minyak naik karena pasokan terus berkurang di pasar minyak. Hari ini, Menteri Perminyakan Libya Mohamed Oun mengonfirmasi kepada Argus Media bahwa ladang minyak El Feel yang berkapasitas 70.000 bpd telah ditutup oleh para pengunjuk rasa. Menurut pemberitaan Argus, para pengunjuk rasa marah dengan penangkapan mantan menteri keuangan Faraj Boumtari baru-baru ini di Tripoli.
Menyusul adalah penutupan ladang minyak Sharara. Dua Insinyur yang bekerja di ladang minyak mengatakan kepada Reuters bahwa produksi melambat pada hari Kamis dengan ladang tersebut diperkirakan akan ditutup total pada hari Jumat. Ladang minyak Sharara Libya mampu menghasilkan hampir 300.000 barel per hari minyak mentah dan dimiliki oleh Perusahaan Minyak Nasional Libya, TotalEnergies, Repsol, dan OMV.
Harga minyak mentah langsung merespons dengan perdagangan WTI di $77,06 per barel, naik 1,7% hari ini, sementara satu barel Brent berpindah tangan ke $81,54, naik 1,79%.
Bloomberg selanjutnya mengabarkan bahwa ada risiko pemadaman lebih lanjut di Libya akibat protes di ladang minyak El Feel. Produksi saat ini yang berisiko ditutup kemungkinan sebesar 60.000-90.000 barel, tetapi efek lanjutannya bisa jauh lebih besar.
Pada hari Senin, Simon Watkins dari Oilprice.com menulis bahwa Libya bisa menjadi wildcard berikutnya untuk pasar minyak, mengingat perselisihan yang sedang berlangsung tentang distribusi pendapatan minyak negara. Pekan lalu, Khalifa Haftar, kepala Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di wilayah timur negara itu yang kaya akan minyak, memerintahkan pasukannya untuk siaga sampai pembagian kekayaan minyak yang adil disepakati antara para pemimpin faksi perang utamanya.
Watkins mencatat bahwa terakhir kali Jenderal memerintahkan pasukannya untuk bersiaga, produksi minyak Libya secara efektif turun dari 1,2 juta barel per hari menjadi mendekati nol barel per hari.