Harga emas telah merasakan tekanan jual saat menggeser diri di atas $2.000 karena kegelisahan perbankan AS mereda. Kinerja yang bervariasi dari Dolar AS menjelang rilis Pesanan Barang Tahan Lama Amerika Serikat membuat harga emas berkontraksi tipis dalam perdagangan yang penuh volatilitas.
Harga emas (XAU/USD) sedang berjuang untuk menembus kembali level resistensi di harga psikologis $2.000,00 di sesi Asia pada Rabu (26/04/2023). Logam mulia menunjukkan reli yang luar biasa pada hari Selasa karena investor bersembunyi di balik emas untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan perbankan yang baru.
Laporan pendapatan kuartalan First Republic Bank menunjukkan bahwa simpanan nasabah telah turun secara signifikan dari perkiraan dan bank komersial harus bergantung pada dana luar untuk pencairan uang muka, yang akan datang dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dan akan berdampak pada Net Interest Margins.
Namun, investor telah mulai mencerna kesengsaraan perbankan yang baru dan memindahkan dana ke kontrak berjangka S&P500. Keranjang berjangka 500 saham AS telah menambah keuntungan besar di sesi Asia, menggambarkan pemulihan yang solid dalam selera risiko para pelaku pasar. Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga telah pulih menjadi 3,41%.
Indeks Dolar AS (DXY) berkonsolidasi di atas 101,80 setelah koreksi minor dan diperkirakan akan melanjutkan kinerja kisaran menjelang rilis data Pesanan Barang Tahan Lama (Maret) Amerika Serikat. Sesuai perkiraan, data ekonomi bulanan akan meningkat sebesar 0,8% vs kontraksi 1,0%.
Secara teknis, pola perdagangan emas membentuk grafik segitiga simetris pada skala per jam, yang menunjukkan kontraksi volatilitas tipis. Garis tren segitiga yang miring ke atas ditempatkan dari level terendah 21 April di $1.971,62 sedangkan garis tren miring ke bawah diplot dari level tertinggi 20 April di $2.012,44. Harga Emas masih berada di atas Exponential Moving Average (EMA) periode 50 di $1.992,32, yang menunjukkan bahwa bias sisi atas masih solid. Kisaran osilasi 40.00-60.00 oleh Relative Strength Index (RSI) (14) menunjukkan bahwa investor sedang menunggu pemicu potensial.