Harga emas menguat tajam karena investor bergegas untuk memiliki aset. Saham bank, yang sudah terhuyung-huyung akibat dua kegagalan bank besar dalam sepekan terakhir, berada di bawah tekanan akibat krisis Credit Suisse. Saham pemberi pinjaman Swiss turun lebih dari 20% setelah ketua pendukung terbesarnya, yakni Saudi National Bank mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan dukungan keuangan lebih lanjut. Harga emas mencapai tertinggi $1.937.
Dolar AS melemah juga menawar arus safe-haven dan meskipun harga produsen di AS secara tak terduga jatuh pada bulan Februari. Ini terjadi setelah harga konsumen yang kuat di awal minggu. Namun, kesengsaraan baru di Credit Suisse melihat pembelian safe haven terus meningkat. Ini dibantu oleh penurunan tajam dalam imbal hasil Treasury AS.
Catatan Treasury dua tahun, yang bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, telah jatuh 98 basis poin dalam lima hari terakhir, penurunan terbesar sejak minggu Black Monday pada 19 Oktober 1987. Pada hari Rabu, mereka turun lebih jauh dari 4,413% untuk membayar serendah 3,72%. Menguntungkan harga Emas, kurva imbal hasil, sebagai hasilnya, mempersempit inversinya lebih lanjut, dengan selisih antara imbal hasil dua tahun dan 10 tahun menyusut menjadi -28,60 bps dan penyebaran terketat sejak Oktober.
Melihat ke Federal Reserve minggu depan, pasar sekarang memperkirakan peluang 80% dari kenaikan 25 basis poin dan memperkirakan peluang 50% tidak ada perubahan. Selain itu, dana berjangka Fed bulan Desember, yang mencerminkan kurs semalam yang digunakan bank untuk saling meminjamkan telah turun menjadi 3,62% sebagai tanda bahwa pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada akhir tahun, jika tidak sebelumnya.
Kenaikan harga emas ada di pasar dan penutupan bullish pada hari Rabu membuka prospek pergerakan untuk menguji level tertinggi 2023 di dekat $1.960 yang menjaga pergerakan bulanan menuju $2.000-an.