Bursa saham AS ditutup naik tajam pada perdagangan hari Kamis (29/12/2022), didukung oleh rebound pada saham pertumbuhan mega-cap yang baru-baru ini terpukul, sementara harga minyak mentah turun karena lonjakan kasus COVID di China memperburuk kekhawatiran penurunan ekonomi global.
Indek S&P 500, naik 1,7% dan Nasdaq, naik 2,6%, membukukan kenaikan persentase satu hari terbesar mereka dalam sebulan. Pasar saham cenderung lebih tinggi di akhir tahun karena investor ingin menutup tahun 2022 dengan rasa optimisme yang diperbarui menjelang pergantian ke tahun 2023.
Dengan kenaikan suku bunga bank sentral untuk melawan inflasi dan perang di Ukraina mengguncang pasar global, kekhawatiran tentang resesi global menyita perhatian investor tahun ini. Meski hambatan makro tetap ada, namun ada alasan untuk optimis. Salah satunya adalah valuasi yang rendah, menyiratkan profil imbalan risiko yang lebih baik, khususnya di antara sektor-sektor yang berorientasi pada pertumbuhan.
Tiga indeks saham utama Wall Street membukukan persentase kerugian tahunan tertajam sejak 2008, titik nadir krisis keuangan global. Kinerja pada 2022 sebagian besar dipengaruhi oleh durasi dan besarnya inflasi. Tahun 2023 akan menjadi tentang besarnya dan durasi resesi.
Indek Dow Jones naik 345,09 poin, atau 1,05%, ke 33.220,8, S&P 500 naik 66,06 poin, atau 1,75%, ke 3.849,28 dan Nasdaq naik 264,80 poin atau 2,59% ke 10.478,09.