Bursa saham Korea Selatan berakhir turun pada perdagangan di hari Selasa (23/08/2022) untuk sesi kelima berturut-turut dimana investor khawatir tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS. Ketidakpastian menyebabkan investor menjual aset berisiko selama sesi perdagangan. Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 27,16 poin atau 1,1% menjadi ditutup pada 2.435,34.
Dalam berita ekonomi, angka ekspor Korea Selatan naik 3,9% menjadi $33,4 miliar dalam 20 hari pertama Agustus dari tahun lalu, karena permintaan yang lebih tinggi untuk produk minyak dan kendaraan, Yonhap News melaporkan pada hari Senin (22/08/2022), mengutip data dari Korea Customs Service.
Impor Korea Selatan meningkat 22,1% menjadi $43,6 miliar selama periode yang dilaporkan, yang menyebabkan defisit perdagangan sebesar $10,2 miliar. Defisit perdagangan terjadi antara 1-20 Agustus lebih dari dua kali lipat dari $3,6 miliar yang tercatat pada periode tahun lalu. Negara itu diperkirakan akan mencatat defisit perdagangan selama lima bulan berturut-turut pada Agustus, kata laporan berita itu.
Ekspor minyak bumi melonjak 109,3% dari tahun ke tahun sementara pengiriman kendaraan meningkat 22% meskipun kekurangan chip semikonduktor otomotif, menurut laporan itu. Ekspor Korea Selatan ke China turun 11,2%, sedangkan ekspor ke AS meningkat 0,8%, kata outlet berita tersebut.
Saham penggerak pasar adalah Samsung Electronics yang turun 1,5% dan saham SK Hynix 000660 turun hampir 2% pada penutupan pasar. Saham LG Energy Solution naik hampir 1% pada penutupan pasar pada hari Selasa.
Sementara itu dikabarkan bahwa Hyundai Motor Group, grup induk dari Hyundai Motor dan perusahaan manufaktur baterai penyimpanan LG Energy Solution mendapatkan pinjaman dan jaminan senilai $710 juta untuk membangun pabrik sel baterai di Indonesia di bawah proyek bersama mereka.