Bursa saham Asia naik meski bursa berjangka AS turun. Dorongan kenaikan terjadi setelah saham-saham teknologi menguat, khususnya emiten dari China yang mampu mengurangi beberapa kekecewaan dari sejumlah laporan pendapatan yang beragam. Indek saham Asia naik kurang dari 0,5%, dimana terjadi kenaikan saham di Jepang, Hong Kong, dan Cina. Kontrak berjangka Eropa mengungguli S&P 500 dan Nasdaq 100.
Pasar sebelumnya berada dalam suasana suram menyusul penurunan sekitar 27% di perusahaan media sosial Snap inc. dalam perdagangan yang diperpanjang pada hasil yang buruk yang menandakan kekhawatiran tentang iklan dan dengan demikian perlambatan ekonomi yang lebih luas. Penurunan tersebut membebani saham platform meta induk Facebook inc. dan Alfabet dari Google, mengambil keuntungan yang sebelumnya terjadi dari kenaikan selama tiga hari terbaik S&P 500 sejak akhir Mei.
Yield obligasi memangkas kenaikan mereka dari sesi Wall Street, tetapi imbal hasil 10-tahun tetap di bawah 3%. Meningkatnya klaim pengangguran AS, prospek pabrik regional yang suram, dan indikator ekonomi utama yang lebih lemah mengisyaratkan risiko resesi di tengah pengetatan kebijakan moneter, meningkatkan permintaan obligasi.
Para pialang juga mengawasi kesehatan Presiden Biden setelah dia dinyatakan positif covid dan menunjukkan gejala ringan.