Bursa saham Korea Selatan ditutup dengan catatan hamper naik 2% pada perdagangan di hari Senin (18/07/2022), dipimpin oleh saham kelas berat pembuat chip. Dorongan kenaikan didapatkan dari redanya kekhawatiran resesi ekonomi setelah data AS yang kuat juga mendorong sentimen. Won menguat, sementara imbal hasil obligasi acuan masih datar. Indek KOSPI berakhir naik 44,27 poin, atau 1,90%, pada 2.375,25, penutupan tertinggi sejak 29 Juni
Saham raksasa teknologi Samsung Electronics dan rekannya SK Hynix reli untuk kedua kalinya dan ditutup naik masing-masing 3,17% dan 2,33%, tertinggi sejak pertengahan Juni. Di antara saham kelas kelas berat lainnya, perusahaan platform internet Naver dan Kakao masing-masing naik 6,71% dan 3,85%, sementara pembuat baterai LG Energy Solution turun 1,75%.
Sentimen positif bersumber dari indikator ekonomi A.S. yang kuat, meskipun ada kemungkinan bahwa penguatan tersebut bersifat sementara. Data A.S. yang dirilis pada hari Jumat berhasil meredakan kekhawatiran resesi ekonomi dengan penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan, sentimen konsumen yang meningkat, ekspektasi inflasi yang lebih rendah, dan penurunan harga impor.
Korea Selatan sendiri akan membebaskan pajak atas pendapatan dari investasi di obligasi negara Korea untuk menarik investasi asing, menteri keuangan Choo Kyung-ho mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu selama kunjungannya di Bali, Indonesia.
Investor asing menjadi pembeli utama di lantai bursa saham dengan nilai transaksi adalah 632,8 miliar won ($480,41 juta), tercatat sebagai pembelian harian terbesar mereka sejak 31 Mei. Sementara Won terakhir dikutip pada 1,317,4 per dolar di platform pasar domestik, naik 0,66% dari penutupan sebelumnya. Dalam perdagangan luar negeri, won naik 0,1% pada 1,317,0 per dolar, sementara dalam perdagangan forward non-deliverable kontrak satu bulannya dikutip pada 1,316,5.
Di pasar uang dan surat utang, untuk obligasi kontrak berjangka bulan September pada obligasi negara tiga tahun, yieldnya datar di 104,94. Imbal hasil obligasi treasury Korea 3-tahun yang paling likuid turun 2,1 basis poin menjadi 3,195%, sedangkan imbal hasil 10-tahun acuan turun tipis 0,2 basis poin menjadi 3,255%.