Bursa saham Asia menguat pada perdaganga di hari Jumat (08/07/2022) karena kekhawatiran perlambatan ekonomi agak mendingin, meskipun berita penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyentak bursa saham Jepang dan mendorong aksi safe-haven atas Yen Jepang.
Sebagaimana dikabarkan, bahwa Abe tertembak saat berkampanye di kota Nara, juru bicara pemerintah mengatakan, menyebabkan dolar jatuh sebanyak 0,4% pada yen, dan indek saham Nikkei 225 memangkas kenaikannya. Indek saham ini terakhir naik 0,5% setelah mencapai level tertinggi 10 hari di awal sesi.
Aksi risk aversion diyakini masih akan dilakukan oleh pelaku pasar dan mendorong ekuitas global dalam tekanan oleh aksi jual lanjutan. Hal ini akan berisiko dimana yen menguat karena reaksi spontan, dan langkah ini mungkin meningkat seiring masuknya London. Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang terakhir diperdagangkan naik 0,3% juga setelah memangkas kenaikan sebelumnya, sementara indek KOSPI Korea Selatan naik 0,8% dan ditetapkan untuk minggu terbaik dalam lima bulan .
Kenaikan yang terjadi di bursa saham Asia mengikuti penutupan positif untuk tiga indek saham utama AS. Hasil perdagangan semalam menggembirakan dimana pejabat Federal Reserve Gubernur Christopher Waller menyebut kekhawatiran resesi sebagai sesuatu yang “berlebihan,” sementara Presiden Bank Fed St. Louis James Bullard mengatakan dia melihat “peluang bagus” dari soft landing bagi perekonomian. Waller malah menyarankan The Fed kemungkinan akan berusaha untuk mengatasi inflasi dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin pada Juli dan kenaikan 50 basis poin pada September. Namun, katanya, “jika inflasi tampaknya tidak turun, kita harus berbuat lebih banyak,” memungkinkan kemungkinan kenaikan 25 basis poin di masa depan.
Indikator terbaru kesehatan ekonomi AS yang dijadwalkan akan dirilis di kemudian hari setelah rilis data penggajian non pertanian AS. Harapan konsensus adalah untuk 268.000 pekerjaan telah ditambahkan pada bulan Mei. Bagaimana pasar akan bereaksi terhadap penyimpangan dari ekspektasi ini masih bisa diperdebatkan. Dengan angka yang lebih kuat misalnya, ini akan berarti The Fed memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan dengan demikian meningkatkan prospek pendaratan yang lebih sulit. Tetapi terkadang reaksi pasar lebih sederhana daripada yang Anda bayangkan.
Poundsterling bertahan stabil di $1.201 setelah naik 0,8% semalam ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia akan mengundurkan diri, pada dasarnya kembali ke posisi semula pada awal minggu setelah mengalami beberapa hari yang sulit di tengah gejolak politik Inggris. Dalam pandangan kami, GBP kemungkinan akan segera melepas kenaikannya mengingat prospek melemahnya ekonomi Inggris. Sementara itu, Euro terus merana di $1,0149, sekitar level terendah 20 tahun.
Harga minyak bergejolak, karena kekhawatiran resesi terus membebani sentimen, meskipun kekhawatiran tentang ketatnya pasokan global membatasi penurunan harga. Minyak mentah Brent naik 0,55% pada $105,26 per barel, sementara WTI AS naik 0,17% pada $102,9.
Yield Obligasi AS tenor 10 tahun turun di 2,9798% dan imbal hasil dua tahun di 2,9976%.