Dua kekuatan ekonomi Asia mengalami pertumbuhan yang saling bertolak belakang. Perekonomian Korea Selatan dilaporkan pada Rabu (08/06/2022) mengalami pertumbuhan, sebaliknya Jepang justru mengalami penurunan alias kontraksi.
sebagaimana dilaporkan oleh Bank Sentral Korea Selatan, bahwa perekonomian negeri Ginseng ini tumbuh dengan penyesuaian musiman 0,6% pada kuartal pertama dari tiga bulan sebelumnya. Angka ini memang sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 0,7% yang diperkirakan sebelumnya. Produk domestik bruto (PDB) negara itu meningkat sebesar 3,0% selama periode Januari-Maret dibandingkan tahun sebelumnya, juga sedikit turun dari kenaikan 3,1% yang diperkirakan sebelumnya.
Revisi ke bawah mengikuti penyesuaian ke atas oleh bank sentral dalam pertumbuhan ekonomi untuk kuartal terakhir tahun 2021 menjadi 1,3% pada kuartal dari 1,2% yang diumumkan sebelumnya. Untuk keseluruhan tahun 2021, ekonomi terbesar keempat di Asia itu tumbuh dengan revisi 4,1%, tercepat dalam 11 tahun dan naik dari yang diumumkan sebelumnya 4,0%, kata bank sentral.
Sebaliknya, perekonomian Jepang justru menyusut 0,5% tahunan pada kuartal pertama, sedikit lebih baik dari perkiraan awal kontraksi 1,0%, data pemerintah yang direvisi menunjukkan pada hari Rabu, karena konsumsi tetap tangguh dalam menghadapi infeksi COVID-19 yang bangkit kembali.
Angka revisi untuk produk domestik bruto (PDB) yang dirilis oleh Kantor Kabinet dibandingkan dengan perkiraan median ekonom untuk kontraksi 1,0% dalam jajak pendapat Reuters. Pada basis kuartal-ke-kuartal, PDB turun 0,1%, dibandingkan dengan pembacaan awal minus 0,2% dan perkiraan median untuk penurunan 0,3%.