Pada perdagangan di hari Senin (25/04/2022) harga emas bergerak turun cepat menembus harga psikologis $1900, dengan kehilangan lebih dari 1,5% untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga minggu. Jatuhnya harga didoronh oleh penguatan Dolar AS, yang kini bertahan di dekat level tertinggi dalam dua tahun ini. Permintaan mata uang safe-haven yang kuat dan sinyal pengetatan kebijakan yang lebih agresif oleh bank sentral AS, menurunkan minat investor pada logam mulia.
Faktor-faktor tersebut sejauh ini mengimbangi dampak melonjaknya inflasi yang mencapai rekor tertinggi di Uni Eropa dan berada pada posisi tertinggi dalam empat puluh tahun di AS, merusak daya tarik emas sebagai lindung nilai utama terhadap inflasi.
Harga emas bergerak di kisaran support di $1890 yang merupakan level Fibo 61,8% dari bentang $1780- $2070 sebagai titik rendah pullback dari puncak $2070. Sejauh ini, penembusan kuat harga emas di sini akan menandakan berakhirnya perdagangan kisaran yang berkepanjangan dan jalan terbuka untuk kelanjutan penurunan dari puncak $2070 yang merupakan posisi tertinggi 8 Maret lalu.
Secara teknis, indikasi harga emas dibawah bayangan awan di $ 1925, pada insikator Tenkan-sen/Kijun-sen harian yang terkonvergensi akan mengalami bear-cross dan momentum 14-hari menuju ke bawah dan sinyal negative ini mengarahkan harga lebih dalam ke wilayah negatif.
Perlu diwaspadai bahwa meningkatnya ketidakpastian atas konflik di Ukraina dan semua dampak negatif yang dihasilkannya, membuat logam ini tetap menarik sebagai aset safe-haven, dengan penurunan yang lebih dalam untuk menjaga harga dalam kisaran antara rekor tertinggi di $2074/70 dan batas bawah di $1.680 zona yang membuat uptrend yang lebih besar tetap utuh.
Saran transaksi, jual emas selama harga masih dibawah 1925 dengan target penurunan harga ke 1890 hingga ke 1850. Sementara kenaikan kembali membuka peluang beli emas pada 1935 dengan target terdekat ke 1955 hingga ke 1975