Harga emas di perdagangan bursa berjangka akhirnya berakhir melemah pada akhir perdagangan Jumat (21/01/2022) atau Sabtu pagi WIB. Dorongan turun akibat berlanjutnya aksi ambil untung, setelah harga emas sempat naik hingga ke $1843 per troy ons namun kemudian berakhir di kisaran $1830 per troy ons.
Secara mingguan, harga emas masih mencatat kenaikan untuk dua minggu beruntun setelah menetap di level tertinggi dalam dua bulan di hari Rabu. Dorongan naik harga emas diperoleh dari naiknya risiko atas inflasi dan sentiment geopolitik akibat krisis di Ukraina.
Harga emas untuk kontrak paling aktif bagi pengiriman bulan Februari di bursa Comex New York Exchange (NYMEX), jatuh 10,8 dolar AS atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 1.831,80 dolar AS per ounce. Harga Emas naik 0,8 persen untuk minggu ini, menguat untuk minggu kedua berturut-turut.
Sehari sebelumnya, harga emas di bursa berjangka terkikis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.842,60 dolar AS, setelah melambung 30,8 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.843,20 dolar AS pada Rabu. Aksi beli terkendali mengingat ada pelarian ke pasar emas minggu ini.
Perhatian pelaku pasar sekarang tertuju pada pertemuan Federal Reserve AS pada 25-26 Januari. Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bank sentral akan memperketat kebijakan pada kecepatan yang jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebulan lalu untuk menjinakkan inflasi yang terus-menerus tinggi.
Momentum kenaikan emas bisa sulit dipertahankan menjelang kenaikan suku bunga yang diperkirakan, yang mengurangi daya tarik memegang emas yang tidak berbunga, tulis analis Standard Chartered, Suki Cooper dalam sebuah catatan, memperkirakan harga rata-rata 1.783 dolar AS per ounce pada tahun ini.
Para analis pasar percaya investor masih mencari perlindungan dari inflasi dan perubahan berisiko di pasar saham dengan berinvestasi di emas, yang menjelaskan kenaikan emas untuk minggu kedua berturut-turut.
Harga emas telah naik sekitar 0,8 persen minggu ini, karena investor mencari perlindungan dari kekhawatiran tentang kemungkinan perpanjangan sanksi AS atau langkah-langkah baru Uni Eropa jika Rusia menyerang Ukraina.