Emas terus mendapatkan daya tarik sepanjang tiga hari perdagangan berturut-turut, mampu memanjangkan kenaikannya ke posisi harga tertinggi baru secara bulanan di sekitar $1,8113. Logam Mulia ini tetap berada di posisi terdepan di tengah pelemahan Dolar AS dan dapat terus naik di tengah kurangnya data/peristiwa utama untuk mengakhiri minggu yang sibuk.
Para investor melihat bahwa keputusan sejumlah bank sentral yang hawkish, memberikan suasana kehati-hati. Hal ini justru menjadi faktor kunci yang menguntungkan emas sebagai asset safe-haven. Pasar juga khawatir tentang risiko ekonomi yang muncul dari penyebaran varian Omicron sehingga memunculkan risk aversion. Ini terbukti dari perdagangan ekuitas yang melemah.
Emas terus menguat pasca-FOMC dari kisaran harga $1.753, yang merupakan posisi terendah selama lebih dari dua bulan. Secara teknis, ada potensi resistensi yang akan menguji kenaikan emas lebih lanjut. Pun dengan dengan pijakan diatas harga psikologis $1.800, Emas dapat menembus level Fibonacci retracement 38,2% dari periode Agustus-November untuk menambah kekuatan pada bias bullish. Harga sedang menuju puncak di $1.815, penembusannya akan menyoroti ke $1.834 sebagai posisi tertinggi Juli – September.
Sebaliknya, koreksi emas di bawah $1.795, yang akan mengarahkan bear ke $1.770. Penutupan harian di bawah $1.770, akan mengarahkan emas ke $1.750 sebelum mencapai terendah September di dekat $1.721 dan kemudian ke angka bulat $1.700.