ESANDAR – Harga Emas turun untuk sesi kedua berturut-turut ke level terendah dalam lebih dari seminggu, karena selera risiko kembali dimana ekuitas dan imbal hasil obligasi AS rebound untuk mengekang tawaran beli emas batangan sebagai asset safe-haven.
Pada perdagangan emas di pasar spot, harga turun 0,4% menjadi $1,803,11 per ounce pada Kamis (22/07/2021) 12:34 WIB. Sebagai titik terendah sejak 12 Juli di $1.793,59. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka AS, harga emas ditutup turun 0,4% pada $1,803,40.
Lonjakan infeksi COVID-19 varian Delta, yang menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global yang terhenti, telah membebani sentimen risiko dan memicu aksi jual ekuitas pada hari Senin, tetapi saham dan imbal hasil obligasi sejak itu pulih, meredupkan daya tarik safe-haven bullion.
Ada napas lega dalam ekuitas dan Treasuries dan minyak kembali naik. Ini adalah tanda-tanda perdagangan reflasi, yang tidak baik untuk emas. Sementara yield obligasi AS yang lebih tinggi membebani emas yang tidak menghasilkan, karena meningkatkan biaya peluangnya.
Kondisi pasar kembali dalam pola tarik-menarik dengan beberapa faktor yang mempengaruhi pasar emas secara positif dan lainnya secara negatif. Kemungkinan pandangan inflasi sementara Fed terbukti benar, terutama mengingat meningkatnya kasus COVID-19, adalah negatif untuk lindung nilai inflasi seperti emas, tetapi kebijakan moneter yang akomodatif dalam skenario itu akan mendukung emas.
Penurunan harga emas juga terjadi meskipun dolar AS mundur dari level tertinggi sejak awal tahun.
Pejabat Federal Reserve AS akan bertemu minggu depan, sementara pertemuan Bank Sentral Eropa akan terjadi pada hari Kamis ini.