ESANDAR – Pelaku pasar tengah menitikkan perhatian mereka pada rencana penerbitan risalah pertemuan Federal Reserve pada bulan April di hari Rabu besok. Disisi lain, kabar mengenai sejumlah pembatasan baru di Singapura dan Taiwan terkait pandemic Covid-19 ini memberikan dorongan kenaikan permintaan emas sebagai asset safe haven.
Kenaikan harga emas diawal perdagangan minggu ini bahkan telah mencapai ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan. Sentimen positif lain yang turut membuat harga emas naik adalah penurunan imbal hasil Obligasi AS. Imbal hasil Obligasi AS tenor AS 10-tahun merosot ke level terendah dalam hampir seminggu, mengurangi biaya peluang untuk memegang emas tanpa bunga.
Singapura akan menutup sebagian besar sekolah mulai Rabu setelah negara kota itu melaporkan jumlah tertinggi infeksi COVID-19 lokal dalam beberapa bulan, sementara Taiwan memberlakukan pembatasan baru pada pertemuan dan pergerakan. Di India, negara yang terkena pandemi terburuk kedua di dunia setelah Amerika Serikat, penghitungan infeksi virus korona mencapai hampir 24,7 juta pada hari Minggu.
Investor sekarang menunggu risalah pertemuan terakhir Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada hari Rabu untuk petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter bank sentral dan komentar tentang kenaikan inflasi. Ini akan menjadi pendorong kuat di balik emas dalam jangka pendek dan menengah. Selalu ada kekhawatiran tentang pengurangan Fed, tetapi laporan penggajian non-pertanian terbaru membantu menahan ketakutan itu. Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.
Logam Mulia ini diperdagangkan naik harganya pada pasar spot menjadi $ 1.876 per troy ons. Dalam perdagangan di bursa berjangka AS, harga emas melonjak 0,9% menjadi $ 1,854,10.