ESANDAR – Melemahnya Dolar AS secara luas diperdagangan hari Selasa (18/08/2020) menjadi focus utama pelaku pasar di sesi Asia. Ada proyeksi bahwa penurunan ini masih akan berlanjut setelah Dolar AS terpukul dengan penurunan imbal hasil Obligasi AS sebesar tiga kali lipat. Kebuntuan perundingan soal bantuan fiscal di Kongres AS menimbulkan keraguan akan proses pemulihan ekonomi AS yang cepat.
Dolar AS sendiri gagal mendapatkan keuntungan dari aksi beragam bursa saham Asia di tengah ketegangan baru AS dan Australia dengan China. Departemen Perdagangan AS mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan menambahkan 38 afiliasi Huawei lainnya di 21 negara ke daftar hitam ekonomi AS.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya memulai penyelidikan anti-dumping terhadap impor anggur dari Australia. Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan, Canberra telah diberitahu bahwa penyelidikan kedua terhadap subsidi bisa dilakukan berikutnya.
Pasangan EURUSD menantang rintangan 1,1900 sementara USDJPY turun ke posisi terendah mingguan baru di dekat 105,55. AUDUSD mengkonsolidasikan puncak hampir mingguan di 0,7229, dengan upaya upside dibatasi oleh ketegangan Australia-China dan risalah RBA yang dovish. Sementara itu, kontrol perbatasan yang diperpanjang di negara bagian Australia lainnya juga membuat banteng terkesima. GBPUSD mempertahankan keuntungan di atas 1,3100 setelah juru bicara dari kantor PM Inggris Johnson bersikeras bahwa pemerintah akan terus bekerja dengan cara-cara untuk “menutup celah” dalam kesepakatan potensial yang akan dicapai pada bulan September. Putaran ketujuh negosiasi Brexit dimulai pada hari Selasa.
Emas memperpanjang kenaikan dengan diperdagangkan tepat di atas level $ 2000,.