Harga emas turun oleh penguatan Dolar AS paska data ekonomi AS yang solid.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas berjangka diperdagangkan mendekati level impas mereka dengan sedikit lebih tinggi pada hari Selasa (04/08/2020), dimana daya apung baru dolar AS membatasi kenaikan logam mulia untuk sesi kedua karena komoditas mencoba untuk berkuasa di atas ambang batas $ 2.000.

Reli berlanjut dalam perdagangan emas ketika pemerintah di seluruh dunia telah membanjiri ekonomi mereka dengan bantuan keuangan untuk memerangi pandemi COVID-19. Sementara investor bertaruh bahwa tren naik untuk logam kuning terus berlanjut karena dolar melemah dan suku bunga tetap sekitar 0% di banyak bagian dunia.

Analis di BofA Global Research memperkirakan bahwa emas akan meningkat 50% selama 18 bulan ke depan menjadi sekitar $ 3.000 per ounce dan melihat logam mulia lainnya diuntungkan dalam lingkungan COVID-19.

“Ketika Anda melihat indek dolar AS, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun, kita dapat melihat emas bisa mencapai harga $ 2500 per ons, itu adalah kombinasi indek Dolar yang turun ke 90 dan tingkat riil imbal hasil obligasi pada minus 2,” kata Michael Widmer, ahli strategi dari Widmer dan analis riset komoditas Francisco Blanch.

“ Harga emas menjadi $ 2500 ketika indek Dolar jatuh hingga 85 dan kurs riil pada minus 1,75 juga akan membawa Anda ke $ 2500. Indek bisa turun ke 80 dan kurs riil pada minus 1,5 juga membawanya ke $ 2500 per ons, ”kata Widmer.

Saat ini indek dolar AS masih berdiri di 93,615 pada hari Selasa naik 0,3%, memberikan angin sakal untuk logam mulia yang dihargai dalam mata uang. Aset yang dipatok ke dolar AS cenderung melemah dalam harga ketika dolar menguat karena itu membuat komoditas itu lebih mahal bagi pembeli di luar negeri. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun menghasilkan sekitar 0,54%.

Pada hari Selasa, emas untuk kontrak bulan Desember naik 60 sen, atau kurang dari 0,1%, pada $ 1,986.90 per ounce, setelah mencatat kenaikan kurang dari 0,1% pada hari Senin, menurut data FactSet.

Pakar komoditas mengatakan bahwa investor mengamati Federal Reserve untuk tanda-tanda baru stimulus moneter ketika anggota parlemen Kongres memperdebatkan paket fiskal coronavirus lebih lanjut di AS, yang dapat berfungsi sebagai katalis untuk langkah selanjutnya dalam emas, kata Carlo Alberto De Casa, dari ActivTrades. “Jelas level resistance $ 2.000 adalah ambang yang kuat untuk harga dan volume signifikan ditempatkan di sana,” ujarnya. “Setiap berita tentang stimulus moneter baru dari Federal Reserve AS dapat memicu emas untuk memecah level resistance $ 2.000.”