ESANDAR – Dalam laporan terkini, aktivitas sektor jasa AS dikabarkan secara mengejutkan mampu melonjak ke level tertinggi dalam satu tahun ini pada bulan Februari. Hasil ini menunjukkan adanya kekuatan dalam ekonomi AS sebelum kemudian dihantam kekhawatiran datangnya resesi baru-baru ini dipicu oleh wabah corona. Sebagaimana kita tahu kemudian, bahwa kekhawatiran ini memaksa Bank Sentral AS, Federal Reserve melakukan pertemuan darurat dan memangkas suku bunganya.
Penguatan ekonomi AS diperkuat dengan data lain yang menunjukkan penggajian di sektor swasta meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Februari. Cuaca ringan yang menopang perekrutan di sektor konstruksi dan industri liburan dan perhotelan. The dalam laporannya menggambarkan ekonomi tumbuh pada “tingkat moderat ke moderat selama beberapa minggu terakhir,”. Fed mengutip pula kekhawatiran atas dampak wabah corona.
Dalam pertemuan darurat, bank sentral AS memangkas suku bunga acuannya sebesar setengah poin persentase ke kisaran target 1.00% hingga 1.25%. Ini merupakan pemangkasan darurat yang pertama kali sejak 2008 di puncak krisis keuangan. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menjelaskan langkah tersebut diambil karena wabah corona menimbulkan risiko terhadap kegiatan ekonomi.
Sementara itu, Institute for Supply Management (ISM) memberikan laporan bahwa indek aktivitas non-manufaktur meningkat menjadi 57.3 bulan lalu, level tertinggi sejak Februari 2019, dari 55.5 pada bulan Januari. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi di sektor jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks jatuh ke pembacaan 54.9 pada bulan Februari.
ISM mengatakan industri jasa tetap “positif tentang kondisi bisnis dan ekonomi secara keseluruhan,” tetapi juga mencatat bahwa “sebagian besar responden khawatir tentang virus corona dan dampak rantai pasokannya.”