Jerome Powell

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell, pada hari Jumat (24/8/2018) mengatakan dirinya mengharapkan kenaikan suku bunga yang pelan namun stabil terus berlanjut.

Powell membawakan pidato berjudul “Monetary Policy in a Changing Economy” atau Kebijakan Moneter di Tengah Ekonomi yang Berubah. Pidato disampaikan didepan para central banker dalam pertemuan tahunan The Fed di Wyoming, AS.

Sebagian besar dari pidatonya itu memberikan cerita latar belakang langkah yang diambil The Fed dari waktu ke waktu sejak boom inflasi di tahun 1970an. Para pembuat kebijakan, ujarnya, telah belajar selama bertahun-tahun bahwa langkah kewaspadaan perlu diambil untuk memastikan inflasi dan pengangguran berada di level yang sehat.

Terkait inflasi, Powell mengatakan The Fed memahami inflasi kadang muncul di pasa rkeuangan sebelum tekanan harga secara umum. Sejarah menunjukkan bahwa dalam mengontrol inflasi “melakukan terlalu sedikit upaya akan berakibat lebih buruk dibandingkan mengambil terlalu banyak usaha.”

Dijelaskan olehnya bahwa Federal Reserve, sedang mencari resep yang pas untuk dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi sambil tetap mengontrol inflasi. Dalam pidato yang ditunggu-tunggu pasar itu, Powell merasa percaya diri akan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam dan yakin inflasi tidak akan melonjak melebihi perkiraan.

Menyikapi pernyataan tersebut, pasar mengantisipasi kebijakan pengetatan moneter The Fed yang telah dijalankan sejak Desember 2015 sepertinya tidak akan berubah. Menggaris bawahi apa yang ditegaskan oleh Powell bahwa selama tidak ada perubahan tren perekonomian yang signifikan, The Fed akan berjalan sesuai dengan rencananya. Bank sentral, tambahnya, fokus untuk tidak menghambat momentum perekonomian namun juga ingin menahan pertumbuhan yang keluar jalur.

Powell juga mengutip apa yang sebelumnya menjadi hasil risalah pertemuan Komisi Pasar Bebas federal. “Saya melihat langkah menaikkan suku bunga secara bertahap saat ini sebagai pendekatan serius [Federal Open Market Committe (FOMC)] terhadap kedua risiko ini,” ucapnya, menurut pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya. “Sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan FOMC baru-baru ini, jika pertumbuhan yang kuat di sektor pendapatan dan pekerjaan berlanjut, kenaikan suku bunga fed funds rate yang bertahap sepertinya akan pantas,” tambahnya.

Powell sebaliknya malah menyebutkan adanya sedikit kekacauan ekonomi yang terjadi di negara berkembang. Ia mengatakan “ada beberapa faktor risiko di luar dan dalam negeri yang pada waktunya akan membutuhkan respons kebijakan yang berbeda.”

Menurutnya, situasi perekonomian AS memungkinkan terjadinya kenaikan suku bunga secara bertahap. Perekonomian AS sangat kuat dimana inflasi mendekati target 2%, ujar Powell. “Rekan saya dan saya dengan sangat cermat memantau data-data yang masuk, dan kami menyusun kebijakan moneter yang dapat mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di sekitar 2%,” tambahnya.

The Fed sendiri telah tujuh kali menaikkan bunga acuannya sejak pengetatan moneter dimulai di Desember 2015 dengan kenaikan masing-masing 25 basis poin menjadi di kisaran 1,75% – 2%. Bank sentral telah dua kali menaikkan suku bunga tahun ini. The Fed juga telah memberi sinyal dua kali kenaikan lagi hingga Desember 2018.

Donald Trump Kritisi Kebijakan Jerome Powell

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini kembali mengritik kebijakan The Fed dalam menaikkan suku bunganya. Kritik terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve (The Fed) menunjukkan kepentingan politik.

Jerome Powell sendiri tidak membahas kritik sang presiden itu dalam pidatonya. Sementara sejumlah pejabat The Fed mengatakan kepada CNBC International bahwa mereka tetap berkomitmen untuk mempertahankan independensi dari tekanan-tekanan politik.

Mempertanyakan kebijakan The Fed merupakan hal yang kelewat batas bagi politisi AS sebab tindakan itu akan menimbulkan ketakutan bahwa para central banker akan merasakan tekanan politik dan gagal bertindak untuk menanggulangi inflasi.

Trump dengan terbuka mengritik keputusan bank sentral menaikkan bunga acuan. “Saya tidak senang dengan keputusannya menaikkan suku bunga, tidak. Saya tidak senang,” ujar Trump dalam sebuah wawancara dengan Reuters.  Ini bukanlah kali pertama sang presiden kontroversial mengritik kebijakan The Fed dengan menyebutnya tidak mendukung pertumbuhan ekonomi. Lebih jauh, ia juga menolak untuk secara gamblang menyatakan dukungannya terhadap independensi The Fed, sesuatu yang berpotensi membuat cemas pasar keuangan. “Saya percaya The Fed melakukan apa yang baik bagi negara ini,” kata Trump. (Lukman Hqeem)