Uang Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Aksi risk off yang dilakukan investor pada akhir pekan lalu, membuat Dolar AS sebagai aset surgawi menjadi tumpuan harapan investor. Alhasil Dolar AS berakhir naik lagi, dan menutup sesi perdagangan di wilayah hijau.

Greenback membukukan penutupan positif dengan indeks dolar AS berakhir lebih tinggi 1,18% dari penutupan pekan sebelumnya, penutupan positif selama tujuh hari secara berurutan. Para investor menyadari dolar AS tetap menjadi aset surgawi terbaik di tengah ketidakpastian ekonomi global dan geopolitik yang masih membayangi, bahkan mereka lebih menyukai dolar AS ketimbang emas yang juga aset safe haven.

Dorongan kenaikan Dolar AS terbentuk setelah data bulanan sektor ketenagakerjaan AS untuk periode Januari tampil lebih baik. Pun demikian, masih ada komponen yang kurang mendukung mata uang tersebut namun dolar AS berhasil menahan tekanan bearish yang muncul dari jeda prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Sebagaimana diketahui, bahwa Federal Open Market Committee (FOMC) dari The Federal Reserve pada akhir Januari memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga saat ini. Keputusan ini sesuai dengan harapan pelaku pasar, dimana The Fed memang terlihat berusaha mengakomodasi harapan pasar, dan mungkin juga keinginan Presiden AS Donald Trump.

The Fed juga tampak tidak tegas dan menggunakan bahasa yang samar, membuat pasar semakin meyakini bank sentral ini semakin dekat ke akhir dari siklus kenaikan suku bunganya selama tiga tahun terakhir. Di sisi lain, sejauh ini belum terlihat indikasi atau sinyal dari bank sentral utama lainnya untuk segera menaikkan suku bunga acuan mereka.

Sebelumnya, pasar menunjukkan reaksi saat Presiden Donald Trump menyampaikan pidato kenegaraannya pada Rabu pagi waktu Indonesia. Meski awalnya tidak terlihat reaksinya, mengingat Trump tidak secara langsung menyebut poin-poin ekonomi, namun konsistensinya dalam rencana  pembangunan tembok perbatasan dapat menjadi bara pemantik penutupan pemerintahan (shutdown) kembali. Berkaca dari shutdown terakhir itu, kondisi ini bisa memperlemah Dolar AS. Meskipun dalam kejadian kemarin, terlihat mata uang tersebut tidak terlalu tertekan oleh shutdown.

Trump juga optimistis bisa mencapai kesepakatan dengan China. Ini akan menjadi hal positif bagi greenback. Apalagi Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada hari Rabu bahwa ia dan pejabat AS lainnya akan melakukan perjalanan ke Beijing di minggu ini untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan. (Lukman Hqeem)