ESANDAR, Jakarta – Bitcoin mampu bangkit, menembus $9.000 pada perdagangan Rabu (14/02/2018). Bahkan mata uang kripto ini sempat mencapai posisi di $ 9,367.95 – tertinggi 11-hari.
Setelah jatuh di awal bulan ini, harga mata uang digital ini terus berusaha keras kembali dari kerugiannya meski ada tekanan negatif seputar masa depannya, potensi pergerakan harga saham.
Sementara perdagangan mata uang kripto lainnya, eter, yang berjalan di jaringan Ethereal, naik 7,4% pada $ 915,33; Bitcoin Cash terakhir diperdagangkan di $ 1,354.65, naik 8,5%; Litecoin adalah penggerak terbesar, mendaki 30% menjadi $ 208,45; dan Ripple naik 6,8% pada $ 1,10, menurut CoinDesk.Data dari blockchain.info menunjukkan investor mungkin telah melewatkan kenaikan baru-baru ini, dengan jumlah transaksi di level terendah sejak Juli 2017.
Sentimen negative pasar sebelumnya banyak ditimbulkan dari kekhawatiran bahwa Korea Selatan dan Cina akan menekan keras perdagangan kriptocurrency. Hal ini memicu kerugian baru-baru ini untuk bitcoin dan mata uang digital lainnya.
Kepala Komisi Jasa Keuangan Korea Selatan mengatakan kepada parlemen pada hari Kamis (18/01/2018) bahwa pemerintah dapat menutup “semua pertukaran mata uang virtual lokal atau hanya yang telah melanggar undang-undang,” sebagaimana dilansir dari Reuters. Sementara itu, Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol mengatakan pada sebuah konferensi pers hari Kamis bahwa mata uang kripto tidak menjadi “legal”, dan saat ini tidak digunakan dengan cara seperti itu.
Sebagian pelaku pasar mencoba memetakan langkah selanjutnya untuk bitcoin dan pesaingnya melawan latar belakang peraturan yang berpotensi lebih besar baik dari Korea Selatan, Cina atau negara-negara lain. Menemukan nilai wajar dari mata uang kripto ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Sifat liarnya akan tetap menjadi pendorong utama.
Sayangnya, kebanyakan orang yang membeli bitcoin dan cryptocurrencies lainnya baru-baru ini tidak menggunakannya untuk transaksi, namun menahan mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga yang tak ada habisnya. Dengan pijakan itu, tidak bisa ditentukan apakah sifat liarnya sudah lepas dari cengkeraman dan menjadi tren yang tidak ada habisnya, masih harus dilihat, dan ini tidak bisa dipastikan dari kemerosotan selama beberapa hari saja.(Lukman Hqeem)