ESANDAR, Jakarta – Kembali Bank of Japan (BoJ) memperbaharui pedoman ke depan yang diumumkan pada hari Kamis (25/04). Dalam pernyataannya, BoJ akan mempertahankan suku bunga yang sangat rendah ini sampai setidaknya hingga musim semi tahun 2020.
Bank sentral sebelumnya mengatakan akan mempertahankan suku bunga rendah untuk periode yang panjang tetapi tidak menentukan tanggal. Mereka juga menambahkan bahwa semua akan tergantung pada keberadan risiko dari ekonomi global.
Dengan ketetapan ini, bank sentral juga ingin mempertahankan target imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun pada kisaran nol dan suku bunga deposito jangka pendeknya minus 0.1%. Sikap BoJ yang cukup longgar ini sejalan dengan kebijakan dovish yang dilakukan oleh Bank Sentral AS.
Dalam laporan prospek triwulanannya, bank mengatakan harga konsumen inti tidak termasuk makanan segar kemungkinan akan naik 1.6% pada tahun yang berakhir Maret 2022. Jika demikian, itu akan menyisakan satu tahun lagi bagi Gubernur Haruhiko Kuroda untuk mencapai target inflasi 2% sebelum masa jabatan keduanya sebagai gubernur berakhir pada bulan April 2023.
Proyeksi harga Bank of Japan mengecualikan dampak kenaikan pajak penjualan dijadwalkan untuk Oktober dan efek dari rencana Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menggunakan pendapatan pajak tambahan untuk membuat prasekolah gratis untuk keluarga.
Prospek ekonomi triwulanan yang dirilis Kamis menandai pertama kalinya bank sentral merilis proyeksi untuk tahun yang berakhir Maret 2022. Dikatakan pihaknya memperkirakan ekonomi tumbuh 1.2% pada tahun itu. (Lukman Hqeem)