ESANDAR – Dolar AS turun 0,49% pada hari Senin (01/06/2020), dimana indek Dolar AS menjadi 97,82 akibat risk appetite yang meningkat dikalangan investor. Mereka merasa optimism bahwa kemerosotan ekonomi global yang disebabkan oleh pandemic Covid-19 telah mencapai titik nadirnya.
Disisi lain, ada kekhawatiran di pasar obligasi seiring dengan meningkatnya utang pemerintah AS. Imbal hasil obligasi untuk tenor 10 tahun naik menjadi 0,677% dari 0,644% pada Jumat lalu.
“Sebagian besar investor mengatakan bahwa aksi protes dan demonstasi yang terjadi di banyak kota di AS tidak akan menghancurkan ekonomi,” kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago. “Ini adalah salah satu penghalang saja, tetapi tidak sebesar dampak pandemic.”
Sementara itu, gelombang protes berbuntut kerusuhan dan penjarahan terjadi di AS. Sebagian besar berlangsung damai pada hari Minggu, tetapi berubah menjadi anarkis pada malam hari. Pada hari Senin, Presiden Donald Trump mendesak Gubernur negara bagian untuk menindak protes atas ketidaksetaraan rasial yang telah melanda kota-kota besar di negara tersebut.
Pasar juga bereaksi atas laporan data aktivitas manufaktur AS yang sedikit naik dari level terendah 11 tahun pada bulan Mei. Laporan tersebut adalah tanda terkuat namun bahwa kemerosotan ekonomi terburuk telah berlalu Ketika bisnis akan dibuka Kembali, meskipun pemulihan dari krisis karena Covid-19 membutuhkan waktu bertahun-tahun karena tingkat pengangguran yang tinggi.