ESANDAR – Menutup perdagangan di tahun 2019, harga emas di perdagangan bursa berjangka pada Selasa (31/12/2019) berakhir pada harga tertinggi sejak akhir September atau 14 minggu terakhir. Kenaikan harga emas ini juga menghasilkan pengembalian terbesar dalam hampir satu dekade, meskipun ada reli di indeks saham juga. Emas untuk kontrak pengiriman Februari, naik $ 4,50, atau 0,3%, pada $ 1.523,10 per ounce.
Sepanjang tahun ini, harga emas juga meraih keuntungan dengan mencatatkan kenaikan 18,9%. Berdasarkan perdagangan kontrak berjangka paling aktif, itu akan menjadi kinerja terkuat untuk logam mulia sejak 2010, ketika emas naik 29,7%. Sementara catatan kinerja bulanan, harga emas sepanjang bulan Desember saja naik sekitar 3,4% pada bulan Desember dan selama kuartal tersebut.
Imbal hasil obligasi yang rendah dengan kombinasi faktor geopolitik yang terus menerus ditambah dengan ketidak pastian perekonomian AS menjadi sentiment utama kenaikan harga emas tahun ini. Lebih-lebih setelah Dolar AS ikut melemah dan mendorong investor melakukan aksi lindung nilai (hedging) menjelang pemilu AS pada 2020 ini.
Indeks Dolar AS turun 0,4% pada 96,365, meninggalkannya hanya kenaikan sebesar 0,2% pada tahun ini. Sementara imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun berada pada kisaran 1,9%, setelah jatuh di bawah level psikologis penting 2% pada bulan Juli untuk pertama kalinya sejak Oktober 2016, menurut data FactSet .
Investor juga mengawasi perkembangan di Irak, di mana lusinan milisi Syiah Irak dan pendukungnya masuk ke kompleks Kedubes AS di Baghdad, bagian dari serangan balik selama serangan udara AS akhir pekan yang menargetkan milisi yang didukung Iran.
Sementara kepercayaan pada ekonomi AS memang lebih tinggi pada akhir 2019 daripada di awal, menurut hasil survey terbaru dari US Conference Board, meskipun harapan masa depan adalah untuk pertumbuhan ekonomi menjadi datar di pertama setengah dari 2020.
Optimisme tentang kemampuan konsumen Amerika untuk membantu memperpanjang rekor ekspansi ekonomi telah memainkan peran dalam mendorong bursa saham AS ke posisi tertinggi baru di bulan Desember, dimana indeks S&P 500 berada di jalur untuk kenaikan tahunan terbesar sejak 2013.
Disisi lain, keyakinan pasar akan tercapainya kesepakatan perdagangan AS-China sebagian juga telah membantu. Presiden Trump pada hari Selasa mengatakan fase pertama dari kesepakatan perdagangan akan ditandatangani pada 15 Januari dan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke China “di kemudian hari” untuk memulai putaran kedua pembicaraan. Hasil ini menjadi modal awal tahun bagi investor untuk menatap perdagangan pada 2020 ini dengan nada optimis. (LH)