Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe menyatakan keprihatinan atas imbal hasil 10-tahun Australia yang lebih tinggi. Hal ini mendasari keyakinan bahwa RBA akan menurunkan suku bunga ke rekor terendah 0,10%, memperluas QE sebesar A $ 100 miliar. Selanjutnya, nasib AUDUSD akan bergantung pada sejauh mana ekspansi QE, dinamika Dolar AS itu sendiri.

RBA diperkirakan akan memutuskan tambahan kebijakan moneter yang makin longgar pada hari ini, dalam upaya untuk meningkatkan pemulihan ekonomi Australia akibat oukulan hantaman wabah korona yang mendorong mereka ke resesi untuk pertama kalinya dalam hampir tiga dekade. Selain itu, RBA juga kemungkinan akan menurunkan Official Cash Rate (OCR) sebesar 15bps ke rekor terendah baru 0,10% dari 0,25% saat ini. Anggota dewan juga terlihat memangkas target imbal hasil obligasi pemerintah tiga tahun ke level yang sama. Perluasan AUD100 miliar untuk program pembelian obligasi pemerintahnya, pelonggaran kuantitatif (QE), juga dijadwalkan.

Disisi lain, RBA akan meningkatkan ketenagakerjaan, sehingga akan mengurangi tekanan pada AUD. Bank sentral Australia bersiap untuk mengeluarkan lebih banyak stimulus dan dengan demikian, bergerak menuju pencapaian tujuannya untuk pertumbuhan pekerjaan, karena situasi virus korona di negara Pasifik Selatan itu membaik, dengan tidak ada infeksi komunitas harian baru yang dilaporkan terlambat.

Risalah pertemuan kebijakan pada 6 Oktober silam mengungkapkan bahwa anggota dewan RBA “terus mempertimbangkan bagaimana pelonggaran moneter tambahan dapat mendukung pekerjaan,” menambahkan bahwa “menangani tingkat pengangguran yang tinggi sebagai prioritas nasional yang penting.” Pelonggaran tambahan oleh RBA dapat membantu meningkatkan moral bisnis serta belanja konsumen menjelang musim perayaan Natal dan Tahun Baru.

Selanjutnya, kemungkinan ekspansi QE bisa terjadi setelah komentar Gubernur RBA Phillip Lowe baru-baru ini, yang mengungkapkan kekhawatiran atas imbal hasil obligasi 10 tahun Australia yang lebih tinggi dalam jangka panjang jika dibandingkan dengan rekan-rekannya yang berkembang. RBA juga diyakini akan meningkatkan pembelian obligasi pemerintah bertanggal lebih panjang, untuk membendung apresiasi AUD dan meningkatkan daya saing ekspor.

Pada dasarnya, ekonomi sedang dalam jalur pemulihan bertahap dari dampak pandemi, mengingat rekor Anggaran pemerintah, kepercayaan bisnis yang meningkat, dan inflasi triwulanan yang optimis. Namun, pemulihan pasar tenaga kerja yang melambat dan penguatan AUD membuat RBA terkesima.

Perhatian utama pelaku pasar adalah pemilihan umum AS dan ketidakpastian seputar hasilnya, yang mengangkat permintaan tempat berlindung untuk dolar AS sambil membebani aset berisiko seperti aussie. Sementara itu, melonjaknya kasus virus korona di Eropa dan AS turut meredam mood pasar.

Selain itu, perlu dicatat bahwa pelonggaran tambahan ala RBA ini sudah diperkirakan oleh pasar, sebagaimana terlihat dari jatuhnya AUDUSD baru-baru ini. AUDUSD turun dari level didekat 0,7200 ke 0,7000. Harga menembus support garis tren naik utama dan oleh karena itu, ekspansi QE di atas AUD100 miliar dapat lebih meningkatkan penjual AUD, membuka lantai untuk pengujian level 0,6900. Sebagai alternatif, pergerakan AUDUSD dapat menuju resisten kritis di sekitar 0,7080 jika pengumuman QE yang lebih kecil dan atau jika nada risiko membaik dan menyeret greenback ke selatan.