ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Selasa (06/02/2018) Poundsterling masih tetap perkasa terhadap Dolar AS. Pasangan GBPUSD bahkan melonjak dan mencatatkan kinerja perdagangan sepanjang tahun ini dengan naik 4,5%. Ini merupakan kenaikan terbaik sejak tahun 1950-an.
Perhatian pelaku pasar dalam minggu ini tertuju ke Bank of England (BoE) karena para pedagang mata uang mempertimbangkan apakah kenaikan tajam Poundsterling terhadap dolar AS masih memiliki sisa bahan bakar tersisa di dalam tangkinya. Penguatan sterling didorong oleh optimisme di kalangan investor mengenai kemungkinan lancarnya pembicaraan Brexit dan pertumbuhan harga di Inggris yang cepat yang telah bertindak sebagai kontra-keseimbangan terhadap kelemahan ekonomi yang mulai muncul dalam petak-petak besar ekonomi Inggris.
Sentimen di kalangan pedagang pound sterling telah tumbuh lebih bullish karena mata uang tersebut terus bergerak di jalur mendaki. Posisi beli perusahaan- perusahaan yang berspekulasi pada pound di bursa berjangka dan option semakin mendekati level tertinggi sejak 2014, menurut data Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
Pertemuan BoE yang dijadwalkan pada hari Kamis (08/02/2018), mencakup keputusan suku bunga dan laporan inflasi triwulanan, diperkirakan akan memberikan dorongan lagi kepada sterling. Sentimen pasar akan didominasi fokus pada pertemuan BoE minggu ini. Sementara para pembuat kebijakan BoE diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil, para pedagang akan meneliti pernyataan Komite Kebijakan Moneter (MPC) untuk mengetahui petunjuk apakah kenaikan suku bunga akan terjadi di bulan Mei.
Dukungan kenaikan lebih lanjut bagi Poundsterling akan terjadi bila Bank of England memberikan sinyal yang jelas masalah kenaikan suku bunganya. Pasar mengharapkan para pembuat kebijakan BoE, untuk menyeimbangkan pertumbuhan harga yang naik cepat dengan risiko dari Brexit. Tentu saja ini bukan perkara mudah tentunya.
Setidaknya, saat ini pasar akan memilih untuk menunggu dan melihat tindakan BoE. Investor diharapkan bisa menahan diri sambil menunggu sinyal yang lebih jelas. BoE juga diharapkan tidak akan mengubah prakiraan-prakiraan yang telah dibuat sebelumnya. Memang dengan sentiment positif saat ini, terbuka peluang BoE akan melakukan pengetatan kebijakan moneter. Seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi kwartal empat ini pula.
Meski demikian, risiko berpeluang muncul jika kebijakan moneter diperketat secara konstan. Pasar berharap setidaknya kenaikan suku bunga berikutnya akan dilakukan pada bulan November 2018.
Semua ini penting untuk sterling karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi umumnya membuat mata uang tersebut lebih kuat dan sebaliknya suku bunga lebih rendah dapat membuat pound sterling lebih lemah.
Sempat anjlok hingga ke 1.3835, pasangan GBPUSD menguat kembali dan menutup sesi kemarin di 1.3946. Posisi penutupan di atas level 50% Fibonacci retracement. Ini mengindikasikan GBPUSD sudah terkoreksi optimal setelah hampir menyentuh level 61,8%. Selanjutnya, GBPUSD berpeluang untuk melanjutkan kenaikannya. Penguatan akan mengarah ke level resistensi di 1.3916 – 1.3876 sedangkan kenaikan lebih lanjut akan mengarahkan ke 1.3979 – 1.4000. (Lukman Hqeem)