ESANDAR, Jakarta – Perekonomian Inggris berkembang kurang dari perkiraan sebelumnya pada kuartal terakhir 2017, membuat negara ini tertinggal langkahnya menuju ekspansi global yang mendorong pertumbuhan di antara kelompok-kelompok rekan utama.
Kantor Statistik Nasional mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka merevisi turunnya pertumbuhan di Inggris dalam tiga bulan terakhir 2017 menjadi 0,4% dari 0,5% sebelumnya. Penutupan ladang minyak besar untuk perbaikan pada bulan Desember membuat produksi minyak dan gas lebih sulit dari yang diperkirakan sebelumnya, kata ONS. Secara tahunan, pertumbuhan kuartal keempat diturunkan menjadi 1,6% dari 2,0%.
Penurunan peringkat tersebut membuat Inggris menjadi salah satu tingkat pertumbuhan terlemah di kuartal terakhir di antara kelompok negara maju G7. Hanya Jepang dan Italia yang bernasib buruk. Perancis, Jerman, dan AS dengan mudah melampaui ekspansi Inggris. Revisi tersebut berarti pertumbuhan tahunan untuk keseluruhan dipangkas menjadi 1,7% dari 1,8% sebelumnya.
Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan bahwa Inggris Raya tidak menuai keuntungan penuh dari ekspansi global karena ketidakpastian mengenai hubungan masa depan dengan negara-negara Uni Eropa sehingga membebani aktivitas. Investasi bisnis pada khususnya lebih lemah daripada yang seharusnya terjadi, seperti saat pihak Inggris memutuskan untuk mempertahankan keanggotaannya di UE.
Angka pada hari Kamis menunjukkan investasi bisnis datar pada kuartal tersebut di bulan terakhir tahun tersebut dan hanya menyumbang 0,2 poin persentase terhadap pertumbuhan keseluruhan tahun ini. Sebagian besar pertumbuhan berasal dari belanja konsumen.
Satu titik terang adalah ekspor, yang mendapat keuntungan dari penurunan pound sejak pemungutan suara Brexit 2016, serta permintaan global yang kuat untuk barang dan jasa Inggris. Perdagangan bersih menambahkan 0,4 persen poin ke pertumbuhan tahunan, pertama kali perdagangan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan tahunan sejak 2011.
Sehari sebelumnya, Mark Carney menyatakan bahwa Bank of England bisa menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan para investor, dalam sebuah kesempatan berbicara didepan para anggota parlemen Inggris pada Rabu (21/02/2018). Pun demikian, Mark Carney buru-buru mengatakan bahwa tidak perlu memberikan komitmen langsung mengenai tingkat suku bunga karena pasar memahami secara luas pesan BoE, tidak seperti pada bulan-bulan sebelum kenaikan suku bunga di November, yang pertama dalam lebih dari satu dekade.
Ekonomi Inggris tumbuh lebih lambat daripada ekonomi kaya lainnya namun mendapat keuntungan dari kemajuan global. Tingkat pengangguran mendekati level terendah 40 tahun, membawa tingkat suku bunga yang lebih tinggi kembali dalam agenda meskipun dunia bisnis Inggris khawatir dengan ketidakpastian tentang bentuk hubungan perdagangan masa depan dengan Uni Eropa setelah Brexit tahun depan.
BoE mengatakan pada awal bulan ini bahwa pihaknya memperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih dari yang diperkirakan belum lama ini. Sementara sebagian besar ekonom memperkirakan BoE akan menaikkan suku bunga menjadi 0,75 persen di bulan Mei, dan pasar keuangan melihat sekitar 70 persen peluang kenaikan lebih lanjut di tahun ini sehingga suku bunga menjadi 1 persen. (Lukman Hqeem)