ESANDAR, Jakarta – Penjualan eceran atau retail sales Inggris di November lalu mengalami kenaikan 1,6% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun lalu berkat penjualan liburan Black Friday awal bulan lalu.
Kantor Statistik Nasional (ONS) menyatakan bahwa para pengecer telah melaporkan peningkatan penjualan di bagian peralatan listrik dan rumah tangga tertentu. Ahli statistik ONS Rhian Murphy mengatakan bahwa dasar pertumbuhan yang mendasarinya tetap cukup kuat.
Murphy juga menyatakan bahwa penjualan di Black Friday telah menyimpangkan penjualan pengecer untuk menghadapi kondisi yang lebih menantang di akhir tahun ini. ONS mengatakan bahwa jumlah makanan yang dibeli di periode November lalu turun sebesar 0,1% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Akan tetapi jumlah uang yang dihabiskan mengalami lonjakan 3,5% lebih besar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, mencerminkan sebuah kenaikan harga pangan yang telah memberikan kontribusi terhadap kenaikan inflasi yang baru rilis pekan ini yaitu menjadi 3,1% atau level tertinggi sejak 6 tahun sebelumnya.
Untuk penjualan non-makanan seperti pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan dari sebelumnya yang turun, dimana naik sebesar 2,3% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Penjualan di toko besar atau semacam department store mengalami penurunan sebesar 0,9% dan menurut ONS telah terjadi pola perlambatan penjualan di tahun ini.
Alex Marsh, managing director Close Brothers Retail Finance menyatakan bahwa penjualan terakhir menjelang Natal di Inggris mungkin lebih sulit dari biasanya buat pengecer karena mereka sedang melawan kepercayaan konsumen Inggris yang rendah di tengah meningkatnya inflasi dan rendahnya upah di Inggris.
Black Friday adalah hasil budaya impor dari AS, dimana itu terjadi setelah perayaan Thanksgiving dan telah dianggap sebagai awal dari periode belanja Natal. Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics menyatakan bahwa lonjakan penjualan eceran di November lalu tidak memberi sinyal kekuatan beli konsumen Inggris yang lebih luas. Menurutnya bahwa sebetulnya kekuatan beli di saat Black Friday merupakan cerminan kekuatan beli konsumen di akhir Desember atau Januari karena diskon yang besar sedang tersedia.
Penjualan eceran bulanan Inggris kemarin naik 1,1% dibanding bulan sebelumnya atau lebih besar 0,4% dibanding perkiraan pasar. Selanjutnya menurut Ian Geddes dari Deloitte bahwa 10 hari sebelumnya Natal adalah saat-saat penting bagi pengecer. Menurutnya perdagangan pengecer kemungkinan besar di 22 Desember akan mencapai puncak belanja karena konsumen Inggris akan mempersiapkan makanan dan minuman yang lebih banyak untuk perayaan Natal sekaligus Tahun Baru.