ESANDAR, Jakarta – Sejumlah penolakan atas rencana Donald Trump dalam menaikkan tarif baja dan almunium, memberikan tekanan pada Dolar AS. Indek Dolar AS berusaha menguat, meski masih rendah.
Dari pasar uang dilaporkan bahwa Aussie menguat seiring aksi risk appetite muncul. Kenaikan tertahan menyusul pernyataan Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe bahwa RBA akan terus mempertahankan suku bunga saat ini karena perekonomian Australia tertinggal.
Dalam perdagangan di Eropa, EURO melakukan konsolidasi sembari menunggu sinyal kuat menuju kenaikan keempat harian berturut-turut. Melemahnya dollar AS mendorong pasangan EURUSD memperpanjang kenaikannya sejak pekan lalu dari 1.2153 terendah 1-bulan. Euro mencapai puncaknya di level 1.2419 tertinggi sejak 19 Februari. Euro mendapat dorongan dari risk appetite yang dilakukan.
Pasangan GBPUSD naik ditengah usaha penguatan dolar AS, yang tertekan karena proposal Trump tentang tarif baja dan aluminium ditentang penasihat ekonomi utamanya Gary Cohn. Indeks dolar AS mulai pulih di 89.50 setelah turun tajam dari 90.00. Aksi jual greenback terjadi karena Korea Utara bersedia membekukan program nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan untuk rezim komunisnya. Faktor lain yang mendasari kenaikan Poundsterling adalah harapan kesepakatan Brexit. Aksi ini sekaligus memberikan dorongan penguatan bagi Yen. Pasangan USDJPY berakhir melemah.
Sementara dalam perdagangan komoditi, harga emas naik tajam mendekati tertinggi mingguan baru karena meredanya ketidakpastian geopolitik diimbangi oleh penurunan dollar di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai prospek perang dagang global dan spekulasi bahwa penasihat ekonomi Gary Cohn dapat mundur jika Presiden Trump tetap melanjutkan rencana untuk mengenakan tarif. Harga emas untuk kontrak pengiriman April naik $ 16.40 atau 1.24% menjadi $ 1,336.30 per troy ounce. (Lukman Hqeem)