ESANDAR – Harga emas berakhir lebih tinggi pada hari Kamis, menemukan dukungan karena dolar AS melemah, setelah lonjakan klaim pengangguran AS ke rekor mingguan, dimana memberikan gambaran masa depan yang suram akibat wabah Corona. Emas memiliki jalur penguatannya karena tampaknya stimulus global telah menghilangkan perebutan perdagangan likuidasi tunai.
Emas kembali melanjutkan perannya sebagai safe-haven yang disukai karena para pedagang mulai mencoba mengira-ngira seberapa buruk dampak ekonomi global akibat Corona serta bagaimana sejumlah pemerintah dan bank sentral menyikapinya. Disisi lain, kondisi ekonomi AS terkini menunjukkan tanda-tanda pukulan akibat wabah ini. Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu meroket ke rekor 3,28 juta, yang mencerminkan petak penutupan bisnis dan penghentian kegiatan pribadi normal ketika pemerintah federal dan lokal berusaha untuk mengekang penyebaran penyakit mematikan.
Harga emas untuk pengiriman bulan April, di Comex naik $ 17,80, atau 1,1%, mencapai $ 1,651.20 per ounce setelah turun 1,7% pada hari Rabu. Harga emas terus berfluktuasi terkiat sentiment dolar AS yang berayun dan aliran modal masuk dan keluar pada asset safe haven yang paling kuat bertahan. Indek Dolar turun 1,6% paska penutupan perdagangan emas.
Senat AS meloloskan rancangan undang-undang bantuan wabah Corona senilai $ 2 triliun pada Rabu malam, yang dirancang untuk membantu ekonomi mengatasi dampak ekonomi dari penyakit tersebut. Namun, RUU itu harus disahkan pada hari Jumat oleh DPR untuk mengirimkannya kepada Presiden Donald Trump, yang hampir pasti akan menandatanganinya menjadi undang-undang.
Secara terpisah, data ekonomi menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi AS dibiarkan 2,1% pada kuartal keempat dalam estimasi akhir dari Departemen Perdagangan yang dirilis pada hari Kamis. Para ekonom yakin pertumbuhan kuartal pertama akan lebih lemah dari periode Oktober-Desember karena penutupan virus korona tetapi kontraksi yang bahkan lebih besar diharapkan untuk kuartal April-Juni.