ESANDAR, Jakarta – Pemilu nasional Italia yang berlangsung pada Minggu, 4 Maret 2018 tidak menghasilkan pemenang langsung, sebagaimana diperkirakan sejak awal. Hal ini membawa kepada kemungkinan masa depan Italia yang tidak stabil secara politik dan ekonomi, pun akan menjadi gangguan bagi zona euro.
Partai-partai populis dalam hitungan sementara memenangkan pemilihan ini, sekitar setengah dari semua pemungutan suara, menurut jajak pendapat. Kondisi ini semakin memperdalam kemarahan orang-orang Italia atas kekuatan partai populis yang berhaluan kanan. Jika dikonfirmasi, hasilnya bisa membuka pintu terbuka terhadap kemungkinan aliansi antara partai anti-penegakan untuk membentuk pemerintahan baru.
Sebuah koalisi konservatif yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi ditetapkan untuk mengamankan antara 36,4% suara rakyat untuk majelis rendah, menurut perkiraan awal oleh pollsters yang ditugaskan oleh penyiar negara bagian RAI, memberikannya antara 248 dan 268 kursi di majelis rendah dari 630. Proyeksi ini didasarkan pada sekitar seperempat suara yang dihitung. Itu akan membuat kelompok tersebut – yang juga termasuk partai anti-imigrasi dan kelompok sayap kanan yang menelusuri akarnya ke gerakan fasis Italia – koalisi terbesar di Parlemen, namun tidak memberikan suara mayoritas secara langsung.
Sementara itu, gerakan 5 Star Movement – salah satu partai populis terbesar di Eropa – ditetapkan sebagai partai terbesar, mengendarai gelombang ketidakpuasan yang kuat di Italia karena ekonomi yang lemah dan kemarahan dengan politisi warisan Italia.
Setidaknya terdapat lima skenario dengan hasil pemilihan seperti ini. (1.) Kemacetan politik diikuti oleh pemilihan lain; (2.) kemenangan untuk aliansi partai kanan; (3.) pemerintah koalisi kiri-tengah; (4.) sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh gerakan 5 Star Movement; atau (5.) sebuah koalisi besar. Masing-masing memiliki dampak yang diantisipasi pada saham Eropa. Skenario yang paling mungkin terjadi adalah yang ketiga, semacam pemerintahan koalisi dengan mandat yang lemah.
Pakar strategi telah menyarankan agar pasar dapat hidup dengan jenis hasil ini, dan juga dengan ketidakpastian tentang bagaimana negosiasi akan berbalik. Pasar mesti bersiap dengan berbagai negosiasi pasca pemilihan yang sulit sekarang menjadi norma saat ini, seperti yang terlihat dengan usaha berkepanjangan untuk membentuk pemerintahan di Jerman.