ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan awal minggu ini, harga emas turun karena kenaikan imbal hasil obligasi AS. Jatuhnya bursa saham, meski ada optimism kenaikan suku bunga acuan yang tersirat dalam hasil pertemuan Fed telah mereda pada perdagangan hari Jumat (09/11). Dolar AS menemukan daya tarik surga yang diperbarui terhadap latar belakang risk-off, dan kenaikannya menggerogoti daya tarik alternatif anti-fiat yang dicontohkan oleh logam kuning.
Ke depan, harga emas mungkin terus menderita karena risk appetite pulih. Dimana Indek S & P 500 berjangka berpotensi menguat kembali secara meyakinkan. Menjelang pembukaan perdagangan di Wall Street hari ini, mengisyaratkan bahwa pemulihan dalam imbal hasil siap untuk menekan harga kembali.
Greenback tampaknya telah menjadi mahir berputar dari aset safe haven – ke argumen berbasis kebijakan untuk mendapatkan keuntungan. Memang, itu berbaris lebih tinggi bersama bursa saham AS dan imbal hasil Obligasi di sesi perdagangan Asia.
Secara teknikal, harga logam mulia masih harus bisa bertahan diatas level support pada kisaran 1211.05-14.30, Perubahan tren, terbaca apabila harga jatuh di $1198.51. Mendorong kemungkinan turun lebih lanjut dengan menargetkan ke zona 1180.86-87.83. berbaliknya harga, dengan memanfaatkan aksi beli kembali saat kondisi jenuh akan menggerakkan harga ke kembali ke atas 1214.30. Peluang beli terbuka pada kisaran 1260.80-66.44. (Lukman Hqeem)