ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia dalam perdagangan hari Kamis (31/01) berakhir beragam. Indek Hang Seng dan Nikkei menguat sementara Kospi harus terkikis keuntungannya dan berakhir lebih rendah.
Indeks saham Hang Seng Hong Kong melonjak 8 % sepanjang bulan Januari, setelah menderita kerugian 15 % dibanding tahun lalu. Pada perdagangan Kamis kemarin, indeks Hang Seng ditutup pada level tertinggi dalam empat bulan 27.942,47, atau kenaikan 1,1 %.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks Hong Kong adalah perang dagang AS-China. Juga kebijakan FED dan perlambatan ekonomi China. Dan raksasa internet Tencent jatuh saat China menindak aplikasi game.
Saat ini, pedagang lokal telah fokus pada perang dagang. Para pejabat China dan AS mengakhiri pembicaraan perdagangan dua hari pada Kamis waktu Washington. Pedagang di Hong Kong dan daratan mungkin tersadar karena berita utama yang menggerakkan pasar.
Pasar saham China dan Hongkong akan menghadapi liburan tahun baru China minggu depan.
Indeks Nikkei Jepang menguat kembali karena janji The Federal Reserve, untuk bersabar terkait kenaikan suku bunganya sehingga membantu meredakan kekhawatiran tentang risiko dalam menghadapi perlambatan ekonomi global.
Indeks Nikkei ditutup naik 1,1 % ke 20.773,49, setelah mencapai 20.869,42. Level penutupan ini merupakan yang paling tertinggi sejak 21 Januari. Dalam catatan kinerja bulanan, Nikkei naik 3,8 % sepanjang bulan ini setelah jatuh 10,5 % bulan sebelumnya.
Analis berpendapat bahwa investor Jepang menyambut sikap FED dengan lebih hati-hati, tetapi mencatat akan cenderung melemahkan dolar dan meningkatkan yen, sehingga berisiko terhadap saham berorientasi ekspor.
Pasar menguat hari ini tetapi kenaikannya tidak sebesar Wall Street karena investor khawatir bahwa dolar yang melemah terhadap yen akan mengurangi laba eksportir Jepang.
Sementara itu. Indek KOSPI Korea Selatan menghapus kenaikan yang didapat di awal sesi perdagangan. KOSPI berakhir sedikit lebih rendah karena aksi jual institusi menjelang liburan Tahun Baru China.
Indikator ekonomi China menunjukkan adanya kontraksi lebih lanjut dalam aktivitas pabrikan. Aktivitas pabrikan mengalami kontraksi untuk kedua kalinya dalam catatan bulanan pada Januari. Ini menunjukkan adanya ketegangan lebih lanjut dalam perekonomian negeri Tirai Bambu yang dapat meningkatkan risiko pada pertumbuhan ekonomi global.
Aksi jual institusi memotong keuntungan sebelumnya menjelang liburan tiga hari menyambut Imlek minggu depan. Sementara itu institusi lembaga lebih mengambil sikap berhati-hati dengan lonjakan tajam pada perdagangan saham Kospi baru-baru ini di tengah pembicaraan perdagangan AS – China yang sedang berlangsung. (Lukman Hqeem)