ESANDAR, Jakarta – Menteri Keuangan Inggris, Phillip Hammond memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dari 2% menjadi 1,5%.
Berbicara didepan parlemen Inggris, Hammond mengatakan bahwa Office for Budget Responsibility (OBR) melihat pertumbuhan pada tahun 2018 hanya akan tumbuh 1,4%, ini juga lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 1,6%. Sementara tahun ini hanya akan tumbuh 1,5%, yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dibulan Maret, yaitu sebesar 2%. Untuk tahun 2019 dan 2020 masing-masing hanya akan turun 1,3 % , lebih rendah dari perkiraan sebesar 1,7 % dari perkiraan sebelumnya.
Pada bulan Oktober, OBR telah mengisyaratkan suramnya perekonomian Inggris ini. Menurut mereka proyeksi pertumbuhan produktivitas di tahun-tahun mendatang akan turun. Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat akan berarti pendapatan pajak yang lebih rendah dan menambah tantangan bagi pemerintah untuk memenuhi targetnya dalam memperbaiki keuangan publik Inggris.
Perekonomian Inggris memang menghadapi gejolak saat ini ditengah upaya negosiasi terkait keluar Inggris dari Uni Eropa. Perpisahan Inggris dengan Uni Eropa secara resmi akan terjadi pada Maret tahun depan, dan Hammond mengatakan bahwa dia mendukung agar kesepakatan selesai “sesegera mungkin”.
“Kita harus mengharapkan beberapa turbulensi saat kita melalui proses negosiasi ini dan akan ada periode beberapa tahun atau bahkan lebih lama lagi ketika bisnis tidak yakin mengenai keadaan akhir hubungan kita dengan Uni Eropa dan selama periode itu kita perlu mendukung ekonomi, “kata Hammond kepada BBC.
Hammond juga mengatakan bahwa dia ingin melihat kesepakatan Brexit dengan UE yang memaksimalkan akses bagi perusahaan Inggris ke pasar tunggal Uni Eropa sementara pada saat yang sama pemerintah akan mengindahkan seruan dari para pemilih untuk mengendalikan perbatasan negara tersebut. (Lukman Hqeem)