Harga emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas dalam perdagangan hari Kamis (15/11) berakhir lebih tinggi, mengibas tekanan dari dolar yang sedang menguat. Kenaikan ini sekaligus mencatat kinerja mingguan positif, ditengah rontoknya bursa saham AS dan Eropa.


Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember naik $ 4,90, atau 0,4%, ke $ 1.215 per ons, atau naik lebih dari $ 13 sejak penutupan perdagangan di hari Selasa yang saat itu berakhir di harga $ 1,201.40. Harga ini menandai posisi termurah emas untuk kontrak paling aktif selama lebih dari sebulan.


Kenaikan harga logam mulia saat ini nampakntya telah menjauhkan diri dari level krusial di $ 1,200. Bukan perkara mudah bagi logam mulia untuk bertahan diatas level psikologis ini. Mengingat bayang-bayang tekanan kenaikan suku bunga, setiap saat bisa memberikan kekuatan Dolar AS untuk menghajar harga emas kembali.


Indek Dolar AS naik 0,3% pada 97,06. Dolar menguat terhadap Poundsterling karena ketidakpastian Brexit. Isu ini mendidih lagi saat anggota senior kabinet Perdana Menteri Theresa May mengundurkan diri. Peristiwa ini menandakan akan lebih banyak gejolak kedepannya sekaligus menjadi tantangan kepemimpinannya dan melemparkan keraguan baru upaya keluarnya Inggris secara teratur dari Uni Eropa.


Dengan indek dolar AS di atas 97,57 pada awal pekan ini adalah level tertingginya sejak Juni 2017. Indek itu telah naik sekitar 5,5% dari tahun ke tahun, sebagian didorong oleh ekspektasi untuk kebijakan moneter yang lebih ketat dari The Federal Reserve.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga bulan depan dan telah mengisyaratkan tiga kenaikan lagi pada 2019. Suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan nilai dolar dan memburamkan permintaan komoditas berdenominasi dolar AS.
Emas, bagaimanapun, telah menunjukkan ketahanan, dengan kinerja perdagangan naik 0,5% lebih tinggi selama sepekan ini.

Penurunan indek saham AS dan Eropa sepekan ini juga telah membantu meningkatkan daya tarik investasi logam mulia.
Kabar dari AS yang akan menunda tarif impor otomotif untuk saat ini dapat dilihat sebagai dorongan untuk perdagangan bebas yang lebih baik. Hal itu bisa mendukung ekonomi global dimana ini bisa mendukung harga komoditas secara umum.


Disisi lain, kabar tentang pembelian emas oleh bank-bank sentral kembali muncul. Sentimen positif akan naiknya pembelian juga muncul dari angka kepemilikan ETF Emas yang berada pada level tertingginya sejak Juli. Ini memberikan dasar yang baik bagi penguatan harga emas dalam jangka panjang. (Lukman Hqeem)