ESANDAR, Jakarta – Dengan keyakinan pasar diatas 90%, suku bunga Fed akan naik 25 basis poin. Hal yang lebih dinanti dari hasil pertemuan FOMC adalah langkah The Federal Reserve ditahun ini, apakah akan menaikkan tiga kali atau empat kali kenaikan suku bunga. Setidaknya terdapat beberapa isu utama yang perlu diperhatikan dalam memperkirakan kenaikan suku bunga dimasa depan.
Kecenderungan The Federal Reserve menunda keputusannya mengenai suku bunga membuat sedikit imajinasi tentang apa yang akan terjadi ketika secara resmi membuat pengumuman pada tanggal 21 Maret. Setidaknya investor akan memperhatikan tiga hal utama sebagai upaya mengidentifikasi adanya petunjuk untuk perubahan kebijakan suku bunga di masa depan.
Secara umum, para pelaku pasar telah siap dengan hasil FOMC kali ini berupa kenaikan 25 basis poin. Dengan demikian pasar juga siap dengan kenaikan suku bunga The Fed dikisaran 1,50% -1,75% dengan peluang sekitar 90%. Dengan perjalanan waktu hampir 9 tahun, pasar bertahan dengan pergeseran kebijakan bank sentral yang mulai melakukan pengetatan kebijakan moneternya.
Setidaknya sejak Desember 2015, meskipun bank sentral tampaknya mencapai rekor kenaikannya bulan lalu ketika Gubernur Utama The Fed Jerome Powell memberi kesaksian kepada Kongres bahwa “beberapa angin topan yang dihadapi ekonomi AS di tahun-tahun sebelumnya telah berubah menjadi angin sakal“.
Pernyataan ini diperkuat dengan sejumlah data ekonomi. Sejumlah indikator menunjukkan penguatan sebagaimana terakhir kali Fed merilis perkiraan ekonominya pada bulan Desember. Hal ini menyiratkan bahwa Gubernu Utama Bank Sentral bisa mempertimbangkan laju kenaikan suku bunga yang lebih agresif dalam FOMC ini.
Meskipun demikian, muncul potensi terjadinya perang dagang dari kebijakan tarif A.S. Donald Trump yang dengan cepat mencuri perhatian pasar. Disisi lain laju kenaikan upah masih lemah dalam laporan ketenagakerjaan Februari. Hal ini memungkinkan investor untuk menarik napas lega. Pembacaan inflasi inti tahunan yang paling baru menunjukkan kenaikan ketiga berturut-turut hanya 1,8%, sedangkan indeks harga inti PCE, sebuah indikator inflasi yang disukai oleh the Fed, telah tertahan 1,5% selama tiga bulan terakhir. Sementara target inflasi masih dipertahankan di angka 2% oleh the Fed. Bersambung… (Lukman Hqeem)