Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Eropa, Euro masih tertekan.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Mario Draghi kembali menggulirkan ide akan adanya instrument fiskal baru yang bisa dipergunakan dalam menghadapi krisis keuangan.

Menurut Presiden European Central Bank ini pada hari Jumat (11/05) “Zona euro membutuhkan instrumen fiskal baru yang umum untuk dilaksanakan oleh semua negara anggotanya bersama-sama bahkan ketika mereka diserang di pasar keuangan”.

Berbicara dalam sebuah acara di European University Institute, Florence, Draghi mendukung langkah itu dan meningkatkan permainan, menyerukan alat yang didukung pemerintah yang dirancang untuk membantu negara-negara yang lebih lemah jika mereka terlalu ditekan oleh mayoritas investor selama krisis hutang.

Pernyataan Draghi ini mendahului rencana pertemuan tinggkat tinggi para pemimpin Uni Eropa pada bulan depan. Diperkirakan bahwa salah satu agenda pembicaraan dalam forum tersebut adalah beberapa masalah yang menonjol di blok tersebut. Termasuk laporan sejauh mana kondisi terkini dan upaya penanggulangannya. Dalam pertemuan tersebut juga akan menggalang dukungan dalam menyediakan uang tunai kepada bank-bank yang sedang “lumpuh” saat ini.

Ditambahkan oleh Draghi bahwa kami membutuhkan instrumen fiskal tambahan untuk mempertahankan konvergensi selama guncangan besar, tanpa harus membebani kebijakan moneter berlebihan. Menurutnya, hal tersebut demi menyediakan lapisan stabilisasi tambahan, sehingga memperkuat kepercayaan dalam kebijakan nasional.

Meski demikian, perwujudan hal itu masih sulit. Menurut Draghi ada sejumlah aturan dalam Uni Eropa mengenai pembiayaan yang bisa menjadi sandungan. Bagi Draghi sendiri “ ide tersebut tidak secara konseptual mudah untuk dirancang”.  Ide serupa, telah dikemukakan sejak krisis hutang zona Euro 2010-12 lalu. Seperti diketahui, ide tersebut telah ditentang keras oleh Jerman. Jerman sendiri merupakan negara anggota Zona Euro yang kaya uang tunai. Mereka nampaknya lebih mengkhawatirkan kewajiban tersebut membuat mereka harus membayar tagihan untuk anggota zona Euro yang sedang berhutang, seperti Italia.

Kekhawatiran-kekhawatiran ini kemungkinan meningkat akibat pembicaraan koalisi antara partai Italia anti-kemapanan 5-Star dan League sayap kanan, yang keduanya telah menyatakan berbagai tingkat skeptisisme terhadap proyek Euro dalam beberapa tahun terakhir.

Draghi mengatakan mata uang tunggal dipercaya oleh warga zona euro tetapi menekankan bahwa itu harus memberikan manfaat yang dijanjikan. “Orang-orang Eropa … mengharapkan euro untuk memberikan stabilitas dan kemakmuran yang dijanjikan,” kata Draghi. “Jadi, tugas kita, sebagai pembuat kebijakan, adalah mengembalikan kepercayaan mereka dan untuk mengatasi bidang-bidang persatuan kita yang kita semua tahu tidak lengkap.” (Lukman Hqeem)