ESANDAR, Jakarta – Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) memaparkan bahwa perekonomian Inggris kembali melaju dibulan Mei akibat kebangkitan sektor manufaktur, khususnya produsen otomotif. Produksi manufaktur berdasarkan laporan yang dirilis hari Rabu (10/07/2019) ini sempat mengalami fluktuasi ketika Inggris bersiap keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret kemarin. Pertumbuhan menggeliat setelah terjadi penundaan Brexit bahkan dibulan Mei mampu tumbuh sebesar 0.3% setelah menyusut pada bulan April.
Para produsen otomotif sempat menutup operasional dibulan April, kemudian mulai membuka kembali. Bahkan produksi mobil di bulan Mei mampu naik 24% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara produsen manufaktur lainnya, yang juga merosot pada bulan April, pulih dengan naik 1.4%.
Dengan kesepakatan terbaru, Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober. Partai Konservatif yang berkuasa saat ini memilih pemimpin baru, menggantikan Theresa May sebagai Perdana Menteri pada akhir Juli. Dua kandidat menggantikan May adalah Boris Johnson dan Jeremy Hunt, keduanya mengisyaratkan bahwa mereka akan siap untuk mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa meski tanpa kesepakatan sekalipun. Para Ekonom memperingatkan bahwa jika terjadi Hard Brexit, akan menyebabkan gangguan signifikan pada ekonomi Inggris.
Dalam tiga bulan hingga Mei, yang memuluskan fluktuasi bulanan dalam output, ekonomi Inggris tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1.1%, kata ONS. Kekuatan ekonomi dunia lainnya seperti Jerman dan Jepang, juga diperkirakan akan melambat pada kuartal kedua karena ketegangan perdagangan membebani pertumbuhan global. (Lukman Hqeem)