Harga Emas Terangkat oleh pernyataan Donald Trump

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka mencatat penyelesaian tertinggi dalam seminggu pada hari Rabu. Meski demikian, kisaran perdagangan terlihat masih akan berlangsung selama beberapa sesi yang akan datang. Faktornya adalah bursa saham AS tertahan kenaikannya dan kini berjuang bangkit kembali ditengah stabilitas dolar AS.

Laporan The Fed yang disusun dalam Beige Book, menunjukkan pertumbuhan ekonomi domestic AS pada kecepatan “moderat hingga sedang” pada bulan Maret dan awal April, tingkat yang sama seperti di awal tahun. Hal ini memberikan daya stabil Dolar AS dan membuat harga logam mulia terkoreksi di pasar elektronik.

Pada perdagangan di bursa berjangka, harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni GCM8, -0,10% naik $ 4, atau 0,3%, untuk menetap di $ 1,353.50 per ounce. Penyelesaian itu merupakan yang tertinggi sejak 11 April, menurut data FactSet. Dalam perdagangan elektronik, kontraknya adalah $ 1,353.70 per troy ons. Sehari sebelumnya, harga ini tergelincir kurang dari 0,1% setelah merayap lebih tinggi 0,2% pada hari Senin. Minggu lalu, bahkan harganya mencatat kenaikan sekitar 0,8%.

Sepanjang tahun ini, harga emas masih berkisar antara $ 1,310 dan $ 1,360. Kisaran perdagangan ini masih akan tetap terjadi sampai ada katalis yang kuat seperti lonjakan inflasi atau perubahan tak terduga dalam kebijakan the Federal Reserve sehingga dapat mengguncang harga emas.

Kenaikan harga emas bergulir setelah Indeks Dolar AS hanya naik kurang dari 0,1% pada 89,58. Sementara bursa saham AS melihat berakhir campuran, meskipun reli yang didorong pendapatan dalam beberapa hari terakhir telah membawanya kembali ke wilayah positif untuk tahun ini.

Peluang kenaikan harga emas masih akan terjaga dengan potensi resiko di pasar saham. Aksi risk off, akan membuat harga naik. Setidaknya, harga logam mulia bisa naik sekitar 3% sepanjang tahun ini.

Disisi lain, risiko politik berkontribusi terhadap laju kenaikan harga logam mulia juga. Meskipun Korea Selatan dan Korea Utara akan mengadakan pembicaraan dan berpotensi mengubah gencatan senjata puluhan tahun ke dalam perjanjian damai, dan karena pejabat AS mengkonfirmasi pertemuan tingkat atas dengan pemimpin Korea Utara . Namun dunia tidak akan lepas darei masalah politik, sebagaimana di Timur Tengah yang menghangat kembali. (Lukman Hqeem)