Indek KOSPI Turun, Flu burung merebak

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indek bursa Saham Korea Selatan, KOSPI masih turun. Meskipun kerugian yang terjadi telah berkurang akibat aksi beli yang dilakukan investor institusi. Langkah ini mengimbangi penjualan sebelumnya menjelang kenaikan suku bunga A.S. yang diperkirakan minggu ini. Disisi lain, kabar ditemukannya kasus flu burung membuat harga telor anjlok.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea KOSPI turun 6,69 poin atau 0,27 persen menjadi 2.468,34 pada pukul 11.15 pagi ini. Investor institusional dan individu membeli saham lokal senilai 100 miliar won (US $ 93 juta), mengimbangi penjualan luar negeri senilai 103 miliar won.

Pada hari Rabu (waktu AS), Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini, dengan semua mata dihidupkan apakah itu akan mempertahankan perkiraan saat ini untuk tiga kenaikan suku bunga tahun ini atau mendorong untuk empat.

Saham-saham berkapitalisasi besar diperdagangkan beragam di papan perdagangan. Saham Samsung Electronics Co turun 0,67 %, dan produsen chip nomor 2 SK hynix Inc turun 1,56 % . Namun produsen mobil papan atas Hyundai Motor Co naik 0,33 % , dan produsen suku cadang mobil terkemuka Hyundai Mobis Co naik 2,43 %. Mata uang lokal diperdagangkan pada 1.071,50 won melawan dolar A.S., naik 0,10 won dari penutupan sesi sebelumnya.

Harga telur Korea Selatan turun tajam dalam beberapa pekan terakhir,  meskipun sejumlah ayam telah dimusnahkan secara besar-besaran, karena wabah flu burung.  Harga rata-rata per karton yang mengandung 30 telur turun menjadi 4.718 won (US $ 4,40) pada hari Senin, turun dari 5.800 won pada bulan November dan lebih dari 10.000 won awal tahun lalu, menurut data oleh Korean Agro-Fisheries & Food Trade Corp.

Dikatakan bahwa sementara sejumlah besar burung telah dimusnahkan untuk mencegah penyebaran flu burung, disisi lain telah terjadi peningkatan jumlah ayam petelur. Sebanyak 5,8 juta ekor ayam telah dibantai sejak November tahun lalu saat flu burung pecah. Jumlah ayam petelur, di sisi lain, meningkat 40,9 persen menjadi 72 juta selama kuartal keempat tahun lalu dari 51 juta pada periode tiga bulan pertama tahun 2017, kata pengamat industri.

Turunnya harga telur karena jumlah anak ayam yang siap dibesarkan mengalami lonjakan pula. Petani telah membawa lebih banyak anak ayam dari biasanya karena mereka menyaksikan lonjakan harga telur tahun lalu setelah wabah flu burung. (Lukman Hqeem)