ESANDAR – Harga emas jatuh pada perdagangan hari Jumat (12/10/2019) dan mencatatkan penurunan mingguan terbesar kedua tahun ini. Penurunan harga emas ini karena meredanya kekhawatiran mengenai perang dagang Amerika Serikat (AS) – China dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Meredanya kekhawatiran ini mendorong investor melakukan aksi risk appetite, dimana aset safe haven mendapat tekanan, tak terkecuali emas. Harga emas mendapat tekanan jual yang signifikan.
Dipasar spot, yang mencerminkan perdagangan emas fisik, harga turun 0,7 persen menjadi USD 1.483,59 per ounce. Sedangkan harga emas di bursa berjangka AS turun 0,9 persen menjadi USD 1.488,20 per ounce.
Dalam perundingan AS – China, Kedua belah pihak setuju untuk mengurangi perselisihan selama 15 bulan dan menunda kenaikan bea masuk. Sementara dalam perkembangan Brexit, ada laporan bahwa Inggris dan Uni Eropa mungkin membuat beberapa kemajuan. Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan telah terjadi pembicaraan yang sangat positif dengan Boris Johnson. Sebagai catatan bahwa apabila kesepakatan Brexit dapat diselesaikan pada akhir Oktober maka akan memungkinkan Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan tertib.
Hal ini memberikan dorongan negatif dan membuat harga emas dalam mata uang Poundsterling merosot sekitar 2,5 % menjadi 1.168,35 Pound per ounce.
Emas yang sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi. Sementara itu, analis mengatakan bahwa emas masih terlihat bullish baik secara fundamental dan teknis, dalam jangka panjang. Aksi jual yang terjadi saat ini belum signifikan mengubah tren jangka panjang harga emas. (Lukman Hqeem)