Rencana Kebijakan Stimulus Cina Mendorong Indek Bursa Inggris Naik.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indek FTSE 100 London, Inggris, bergerak naik dan ditutup mendekati level tertinggi dalam 6 minggu ini seiring kenaikan saham-saham pertambangan yang terdongkrak oleh rencana kebijakan stimulus dari Cina.

Saham AS selesai tegas di green pada hari Selasa, membukukan tertinggi enam minggu karena saham pertambangan dan bank didukung oleh rencana di China untuk memperluas langkah-langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Bagaimana pasar London melompat naik, berakhir di posisi tertinggi sejak 14 Juni silam. Indek FTSE 100 melompat 0,7% ke 7,709.05. Kenaikan ditopang oleh saham-saham sektor bahan-bahan dasar, teknologi dan keuangan. Saham-saham di sektor utilitas dan minyak dan gas turun.

Sementara itu, pada perdagangan mata uang, Poundsterling (GBPUSD) diperdagangkan pada $ 1,3111, atau naik dari $ 1,3101. Dalam perdagangan silang dengan euro, GBPEUR, Poundsterling dibeli € 1,1217 dari sebelumnya sebesar € 1,1204.

Sentimen yang cukup kuat justru datang dari janji stimulus baru oleh Cina. Rencana ini memacu keuntungan untuk saham pertambangan. Sebagaimana diketahui, Cina adalah pembeli utama logam dunia. Tak ayak terjadi lonjakan mengingat saham pertambangan terdiri dari 86% pembobotan di Indek FTSE 100.

Dewan Negara Cina menguraikan langkah-langkah yang ditujukan untuk memperkuat konsumsi domestik, seperti pemotongan pajak perusahaan dan dukungan untuk usaha kecil. Paska pengumuman ini, Imbal hasil obligasi serta saham bank naik di Cina. Kenaikan ini terjadi sehari setelah imbal hasil Obliogasi AS dan obligasi pemerintah lainnya naik setelah berita bahwa Bank of Japan akan mendiskusikan kebijakan kontrol untuk imbal hasilnya. Meningkatnya imbal hasil obligasi dapat memberikan dorongan bagi pemberi pinjaman.

Langkah Cina ini datang karena terlibat dalam perang dagang dengan AS. Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia “siap” untuk mengenakan tarif pada semua barang-barang impor Cina, yang berjumlah lebih dari $ 500 miliar. Tidak tinggal diam, Cina mengeluarkan pungutan sebagai pembalasan terhadap tarif yang telah diberlakukan oleh AS.

Para investor hari ini akan mengawasi perkembangan lebih lanjut perkembangan peperangan ini, dimana Jean-Claude Juncker, pejabat tinggi Uni Eropa, akan bertemu Donald Trump di Gedung Putih guna mengurai sengketa perdagangan AS – Uni Eropa.

Pada awal minggu ini, bursa bergerak dengan tenang, kemudian bulls masuk kedalam pertempuran yang diperkuat dengan sejumlah laporan keuangan emiten besar seperti Google. Keijakan ekonomi Cina yang akan menstimulus infrastruktur dan serangkaian data ekonomi seperti Indek PMI dari zona euro, mendorong indek bursa London naik.

Sejumlah saham unggulan seperti BHP Billiton PLC dan Rio Tinto PLC melompat masing-masing 5.7 % dan 4,8%. Anglo American PLC yang portofolionya termasuk tembaga dan produksi platinum, juga reli dan naik 5,6%, sementara Glencore PLC naik dengan persentase yang sama. Saham sektor perbankan yang beroperasi di Asia seperti Standard Chartered PLC dan HSBC Holdings PLC masing-masing naik 3,3% dan 1,3%.

Sektor pertambangan jelas-jelas mendapatkan angin surge dari janji Beijing untuk meningkatkan belanja infrastruktur yang lebih banyak. Sektor ini naik rata-rata 2%. Sementara ekspektasi pertumbuhan ekonomi global telah terpukul berkat perang dagang. IMF berpendapat bahwa 0,5% pertumbuhan dapat tergerus karena perang dagang.

Secara khusus, Poundsterling menguat sejak pertemuan Bank Inggris terakhir pada bulan Juni. Sementara probabilitas kenaikan suku bunga Inggris pada bulan Agustus juga meningkat signifikan dari 36% menjadi 85%. Salah satu alasan yang jelas tentu saja adalah turbulensi politik dan premi risiko Brexit.

Melihat sejarah, apresiasi Poundsterling sepanjang 2017 terjadi dalam sembilan hari terakhir menjelang keputusan suku bunga. Pengalaman ini menunjukkan bahwa harus ada ruang untuk pemulihan sementara Poundsterling dalam beberapa hari mendatang, meskipun tidak mungkin bertahan setelah keputusan Bank of England. (Lukman Hqeem)