ESANDAR, Jakarta – Dalam pidato perdana di depan Konggres AS, Jerome Powell memberikan pernyataan dengan nada yang hawkish. Hal ini membuat Dolar AS menguat dan memberikan pukulan bagi mata uang lainnya, sementara harga emas mengantisipasi dengan melakukan koreksi pula.
Dalam pidatonya, Powell mengindikasikan bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga meskipun terjadi volatilitas pasar baru-baru ini. Selama kesaksian tersebut, Powell telah merinci prospek bank sentral untuk pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter di masa depan. Investor juga terdesak karena imbal hasil utang pemerintah AS meningkat menyusul komentar kenaikan suku bunga Powell.
Powell juga menyinggung masalah kenaikan upah yang akan meningkat cepat namun tidak mengkhawatirkan volatilitas pasar keuangan. Ia menyarankan pengurangan bertahap kondisi moneter akomodatif, untuk menopang pasar tenaga kerja padat dan mengangkat harga ke arah target inflasi.
Sebelumnya, banyak pelaku pasar menahan diri untuk menantikan testimoni Jerome Powell di Kongres AS. Mereka mengawasi petunjuk mengenai jalur kenaikan suku bunga bank sentral dan pandangan Powell mengenai inflasi. Jerome Powell memberikan isyarat bahwa opsi untuk lebih dari tiga kenaikan suku bunga tetap terbuka. Ia juga menyatakan bahwa QE adalah alat yang dimiliki bank sentral dan akan digunakan jika diperlukan
Dari sisi data, kawasan euro melaporkan penurunan sentimen konsumen di bulan Februari dari bulan sebelumnya. Pada saat bersamaan, data dari Komisi Eropa juga menunjukkan ekspektasi inflasi yang lebih rendah di bulan Februari dari bulan. Sementara data Pesanan Barang Durable AS turun menjadi -3.7% pada bulan Januari dari +2.8% dan defisit perdagangan melebar menjadi $ -74.4 miliar pada periode yang sama dari $ -72.3B. Namun consumer confidence AS naik menjadi 130.8 dari 124.3.
Kombinasi indikator ekonomi yang baik dan pernyataan Jerome Powell semakin membuat Dolar AS perkasa dan menjatuhkan Euro dalam perdagangan EURUSD. Begitu juga Poundsterling, pasangan GBPUSD juga turun pada kisaran 1.3930/20 atau turun 0.30% di tengah negosiasi Brexit. Dalam edisi terbaru dari kisah Brexit, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menyatakan bahwa Inggris tidak akan tunduk pada aturan Pengadilan Tinggi Eropa (ECJ). Sebaliknya, Brussels diperkirakan akan menuntut Inggris tetap berada di bawah ECJ tanpa batas waktu.
Uni Eropa mengancam rencana Brexit Inggris dengan menolak kompromi dan mengingatkan bahwa Irlandia Utara harus mendaftar ke Brussels. UE akan menantang PM Theresa May pada hari Rabu saat menerbitkan draf perjanjian Brexit dengan mengabaikan beberapa tuntutan Inggris yang paling penting.
USD JPY menguat setelah Powell menyampaikan optimismenya. Dalam sesi tanya jawabnya di Kongres AS, Powell mengatakan bahwa dia melihat kenaikan inflasi dan memperkuat pandangannya terhadap ekonomi sejak 17 Desember. Tidak ada alasan untuk skeptis, meski ia menolak merinci apa yang akan terjadi pada tingkat suku bunga.
Hal ini membuat pasangan mata uang AUDUSD turun 0.7782. Aussie terdorong juga oleh kemerosotan harga emas karena komoditas tersebut jatuh ke level terendah dalam tiga minggu. Pergerakan harga emas berbalik turun tajam setelah pidato Jerome Powell. Harga emas naik $ 16.20 atau 1.22% menjadi $ 1,316.40 per troy ounce.(Lukman Hqeem)