ESANDAR – Harga emas berakhir naik di atas level kunci $ 1.500 di hari Kamis (31/10/2019). Ini merupakan penyelesaian tertinggi mereka dalam lima minggu terakhir.
Dorongan naik didapatkan setelah terjadi aksi ambil untung di bursa saham AS dan Dolar AS yang melemah. Emas sebagai aset safe haven, menemukan tempatnya ketika aset –aset berisiko ini menuai tekanan.
Harga emas untuk pengiriman Desember di bursa Comex naik $ 18,10, atau 1,2%, menjadi menetap di $ 1,514,80 per ounce. Itu adalah penyelesaian kontrak paling aktif tertinggi sejak 26 September dan dolar satu hari terbesar dan kenaikan persentase sejak 2 Oktober.
Pasar merasakan keekhawatiran bahwa masa depan perjanjian perdagangan AS – China masih jauh dari selesai. Para pejabat Cina sendiri memiliki keraguan atas prospek untuk kesepakatan perdagangan jangka panjang dengan AS yang memberikan penurunan pada saham-saham AS dan meningkatkan permintaan akan komoditas emas.
Disisi lain, indikator ekonomi China terkini juga menunjukkan bagaimana kekuatan ekonomi dunia ini harus terseok-seok ketika aktifitas manufaktur mereka bergerak negatif sepanjang satu semester ini. Ini mengkonfirmasi bagaimana perang dagang yang dilancarkan AS pada China telah melukai perekonomian negeri tirai bambu.
Sayangnya, perang dagang AS – China tidak hanya memberikan dampak bagi ekonomi China bahkan Amerika Serikat semata, namun juga menjalar ke kekuatan ekonomi lainnya. Jerman dan Jepang misalnya harus menerima dampak perang dagang yang mengancam pertumbuhan ekonomi global. Data terkini menunjukkan bahwa sektor ritel di kedua negara tersebut mengalami penurunan.
Fundamental yang demikian ini, memberikan kekhawatiran bagi investor. Dimana mereka akhirnya memilih mengamankan diri pada aset safe haven, emas. Prospek Logam Mulia ini makin bersinar ditengah ketidak pastian ekonomi, meskipun juga terancam dengan permintaan emas fisik yang lesu.
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas berakhir lebih tinggi tetapi kemudian mundur dalam perdagangan elektronik setelah Federal Reserve, seperti yang diharapkan, memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya dalam banyak pertemuan tetapi mengisyaratkan akan berhenti sebelum membuat perubahan lebih lanjut pada pengaturan kebijakan moneternya.
Melemahnya Dolar AS sebagai konsekuensi pemangkasan suku bunga, dimana Indek Dolar AS turun 0,3%, menambah dukungan kenaikan harga emas. (Lukman Hqeem)