ESANDAR, Jakarta – Sejumlah investor pasar saham A.S. merasa prihatin dengan rencana kenaikan tingkat suku bunga ini. Berbeda dengan keyakinan umum, mereka jutru khawatir kenaikan suku bunga saat ini dianggap terlalu dini.
Tentu saja, ini akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Jerome Powell untuk bisa menenangkan mereka. Powell perlu memperjelas kondisi bahwa walaupun pasar menjamin kenaikan yang stabil, namun target tingkat dana federal akan tetap jauh di bawah tingkat 40 tahun terakhir.
Memang keseimbangan ini akan “sulit” dicapai dan bisa menerima semuanya. The Fed cenderung untuk mewujudkan keseimbangan yang akrobatik. Powell telah meyakinkan investor bahwa dia berencana hanya menaikkan suku bunga secara bertahap, mengikuti model yang ditetapkan oleh pendahulunya, Janet Yellen. Namun, laporan pekerjaan bulan Januari menunjukkan kenaikan upah pada laju tercepat dalam setahun, sebuah laporan yang membuat beberapa investor khawatir tentang inflasi, dan bahkan memperdebatkan apakah pasar dapat melihat kenaikan empat tingkat tahun ini.
Data tersebut memberikan kontribusi terhadap koreksi pertama di Dow Jones dan S & P 500 dalam waktu sekitar dua tahun. Setidaknya, data tentang upah dalam laporan pekerjaan Februari sedikit menenangkan ketakutan ini.
Keyakinan pasar memang tinggi bahwa suku bunga akan naik minggu depan. Tahun ini akan naik tiga kali, sementara rencana kenaikan empat kali ditahun ini setidaknya akan terlihat pada minggu ini atau justru bulan Juni. Tahun 2019 diperkirakan akan menaikkan tiga kali lagi.
Mayoritas melihat kenaikan suku bunga pada 21 Maret besok sebesa 25 basis poin. Prospek kenaikan lebih besar lagi, berpeluang dilakukan oleh The Fed dengan keyakinan sebesar 11% saja, bahwa FOMC akan menaikkan sebesar 50 basis poin.
Memang semenjak Jerome Powell menduduki kuris Gubernur Utama The Federal Reserve, kondisinya berbeda dengan saat masih dicalonkan. Sejumlah isu telah berkembang menjadi ganjalan-ganjalan bagi The Fed dalam mengambil sejumlah kebijakan. Seperti masalah pajak, tariff, hutang, dan sebagainya. Perkembangan ini telah menciptakan ketidakpastian baru bagi kebijakan The Fed. (Lukman Hqeem)