Harga Minyak

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga minyak mentah berjangka jatuh pada hari Selasa (18/12), sebesar lebih dari 7% . Kerugian ini mengirimkan patokan harga minyak mentah AS ke level terendahnya dalam hampir 16 bulan. Jatuhnya harga karena kekhawatiran atas potensi suplai global yang mengguncang pasar. Dikabarkan bahwa Rusia meningkatkan produksinya menjadi 11,42 juta barel per hari bulan ini. Itu akan menjadi rekor, jika ternyata benar.


Awalnya para produsen minyak utama berbicara tentang pemotongan produksi yang terkoordinasi, tetapi pada akhirnya mereka biasanya mengejar kepentingan mereka sendiri. Anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa sekutu nonanggota setuju awal bulan ini untuk mengurangi produksi 1,2 juta barel per hari. Kenyataannya perubahan itu tidak berlaku sampai awal tahun baru.


Harga minyak mentah WTI untuk kiriman bulan Januari turun $ 3,64, atau 7,3%, di harga $ 46,24 per barel di NYMEX. Ini menandai penutupan terendah untuk kontrak bulan depan sejak 30 Agustus 2017. Kontrak berjangka Januari berakhir pada penyelesaian hari Rabu. Sementara harga minyak Brent, untuk kontrak pengiriman bulan Februari jatuh $ 3,35, atau 5,6%, menjadi $ 56,26 per barel di ICE Futures Europe. Ini menandai penutupan terendah sejak 12 Oktober 2017.


Penyedia data komoditas Genscape melaporkan bahwa persediaan minyak mentah naik 630.000 barel pekan lalu, yang menurut para analis lebih besar dari yang diperkirakan. Sementara laporan Pengeboran Produktivitas bulanan, oleh Lembaga Informasi Energi AS pada hari Senin memperkirakan kenaikan 134.000 barel per hari dalam produksi minyak serpih AS untuk Januari menjadi 8,166 juta barel per hari. Kekhawatiran akan lonjakan pasokan saat terjadi kemungkinan penurunan ekonomi yang berlarut-larut di China hingga memicu kekhawatiran perlambatan permintaan.


Seperti lazimnya, pasar minyak juga berdasar pada dasar-dasar penawaran dan permintaan. Ketika jumlah pasokan berlebih melintasi jalur prospek pertumbuhan global yang turun, itu memberikan sinyal yang penurunan yang sangat besar untuk harga minyak. Pasar akan berjuang ekstra untuk bisa naik, dimana harga minyak sangat rentan dengan pergeseran risiko, tetapi ketika kekhawatiran pertumbuhan global memicu risiko itu terhadap harga minyak.


Sebenarnya harga minyak telah di bawah tekanan di tengah kegelisahan investor atas aset berisiko, termasuk saham dan komoditas. Ketiga indek saham utama AS telah didorong ke wilayah koreksi, dan kerugian pada hari Senin. Indek Dow Jones mundur lebih dari 500 poin sehingga memperpanjang awal terburuk untuk Desember sejak 1980.


Momentum turun telah memakan investor selama berminggu-minggu dan banyak yang mungkin naik pada pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal yang dimulai Selasa kemarin. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga, meskipun ada permintaan keras bagi bank sentral untuk menahan langkah itu, terutama karena volatilitas pasar.


Data mingguan utama persediaan minyak AS akan dirilis Rabu oleh EIA. Rata-rata, analis yang disurvei oleh S & P Global Platt mengharapkan badan pemerintah untuk melaporkan penurunan 3 juta barel dalam pasokan minyak mentah. Survei juga memperkirakan kenaikan pasokan 2,6 barel untuk bensin dan penurunan 900.000 barel untuk sulingan.


American Petroleum Institute, (API) sebuah kelompok perdagangan mengeluarkan laporannya sendiri mengenai persediaan minyak domestik pada Selasa malam. Dilaporkan bahwa pasokan minyak mentah AS naik 3,5 juta barel selama sepekan hingga 14 Desember. (Lukman Hqeem)