Harga Minyak naik seiring dengan melemahnya kembali Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga minyak mentah melemah pada hari Senin (13/03/2018). Pesimisme pasar terkait dengan berita tentang kilang pengeboran AS meningkat. Selain itu juga harapan pada data pekerjaan AS mulai memudar. Para pedagang memilih untuk mengalihkan perhatian mereka ke laporan pasokan minyak mentah minggu ini.

Kontrak minyak mentah AS West Texas Intermediate  (WTI) untuk pengiriman bulan April turun 20 sen atau sekitar 0,32% pada $ 61,84 per barel. Di tempat lain, minyak Brent untuk pengiriman Mei di ICE Futures Exchange di London turun 32 sen atau sekitar 0,49% menjadi $ 65,17 per barel.

Harga minyak menguat setelah perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan pada hari Jumat bahwa jumlah kilang minyak A.S. yang aktif turun empat minggu lalu menjadi 796. Ini adalah penurunan pertama dalam tujuh minggu.

Komoditas tersebut juga mendapat dukungan setelah Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Jumat bahwa ekonomi AS menambah 313.000 pekerjaan bulan lalu, mengalahkan perkiraan ekonom sebesar 200.000. Itu adalah kenaikan bulanan terbesar dalam satu setengah tahun.

Pedagang berharap lebih banyak penciptaan lapangan kerja sehingga mendorong permintaan bahan bakar. Sementara itu, investor masih berhati-hati dalam menentukan sebuah perang perdagangan global yang potensial, bahkan saat Gedung Putih mengatakan akhir pekan lalu bahwa mitra dagang utama AS, Kanada dan Meksiko akan dibebaskan dari tarif atas impor baja dan aluminium yang sangat dikritik.

Pelaku pasar sekarang melihat ke laporan mingguan American Petroleum Institute (API) mengenai persediaan minyak AS karena pada hari Selasa. Keesokan harinya, Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis data resmi mengenai stok minyak dan bensin.

Kekhawatiran bahwa output AS yang meningkat dapat meredam upaya global untuk menyingkirkan pasar kelebihan pasokan tetap ada.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), bersama dengan beberapa anggota non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia, menyetujui pada bulan Desember untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sampai akhir 2018. (Lukman Hqeem)